Naikkan Harga BBM, Din Syamsuddin Nilai Pemerintah Tidak Pro-Rakyat

362
Din Syamsuddin (Foto: Muhammadiyah.or.id)

Jakarta, Muslim Obsession – Pemerintah secara resmi menaikkan harga BBM (Pertalite, Solar, dan Pertamax), mulai Sabtu (3/9/2022). Langkah itu dinilai sejumlah kalangan sebagai kebijakan yang tidak bijak.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2005-2010 dan 20210-2015 Prof M Din Syamsuddin bahkan menyebutnya sebagai kebijakan yang membajak hak rakyat.

Menukil PWMU, Din mengatakan bahwa kenaikan harga BBM sudah pasti akan diikuti oleh kenaikan biaya transportasi dan harga bahan-bahan pokok.

“Jika ini terjadi maka rakyat akan semakin sengsara, dan sulit utk bangkit pasca pandemi sebagaimana yang sering didengung-dengungkan dalam rangka G-20 (Recover Together, Recover Stronger atau Bangkit bersama, Bangkit Lebih Kuat),” ungkapnya.

BACA JUGA: BBM Naik, Erick: Masyarakat Menengah Sudah Waktunya Ikat Pinggang

Din menegaskan, ketidakbijakan baru ini menunjukkan secara nyata bahwa pemerintahan Presiden Joko Widodo adalah rezim  yang tidak prorakyat, tidak peduli terhadap rakyat, dan abai terhadap amanat penderitaan rakyat.

“Janganlah kalau rakyat tidak bereaksi atau diam itu berarti setuju. Sebagian besar rakyat diam karena sudah apatis dan kehilangan harapan apalagi jika bangkit melawan dengan demonstrasi akan dihadapi secara represif atau dengan kekerasan oleh aparat keamanan sehingga menimbulkan korban luka-luka bahkan mati,” katanya.

Alih-alih menaikkan harga BBM, urai Din, pemerintah sejatinya dapat bersimpati dan peduli terhadap rakyat dengan menempuh cara-cara cerdas. Misalnya adalah dengan menghentikan pembangunan infrastruktur yang memakan biaya tinggi tapi akhirnya banyak yang terbengkalai.

BACA JUGA: FOTO: Harga BBM Resmi Naik

“Bahkan kalau Presiden arif-bijaksana dia dapat menahan ambisi utopisnya untuk membangun ibu kota baru yang memerlukan dana besar. Juga, krisis yang dihadapi bangsa dan negara terakhir ini harus dapat diatasi dengan membasmi korupsi secara serius,” ujarnya.

Din mengatakan, betapa banyak uang negara atau buang rakyat yang dirampas oleh para penjahat, termasuk pejabat yang banyak disebut memanfaatkan jabatannya untuk menjarah aset negara, untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya.

“Itu semua adalah bentuk kezaliman yang nyata,” ujarnya.

BACA JUGA: Mobil 1.400 Cc ke Atas Bakal Dilarang Gunakan BBM Subsidi Jenis Pertalite

Sehubungan dengan itu, Din Syamsuddin mengimbau kepada rakyat untuk bersabar. Sementara bagi mahasiswa dan buruh yang terdengar akan berunjuk rasa, tentu itu adalah hak sebagai warga negara, dan penyambung aspirasi rakyat yang seyogyanya aspirasi itu didengar dan diperhatikan oleh pemerintah dan para wakil rakyat.

Tapi bagi mereka yang pesimis aspirasi rakyat akan didengar dan diperhatikan oleh mereka yang berwajib dan berwenang, tersisa cara ampuh, yakni berdoa ke hadirat Allah Yang Maha Kuasa, Maha Adil, Maha Mendengar.

“Doa kaum yang dizhalimi tak berjarak dengan Allah SWT. Doakan kebenaran akan tiba dan kebatilan akan sirna. Doakan keadilan akan datang dan kezaliman akan tumbang. (*)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here