Menjaga Mulut adalah Amalan yang Disukai Allah

372
Gus Baha. (Foto: narasi)

Jakarta, Muslim Obsession – Pentingnya menjaga mulut dalam Islam adalah sesuatu hal yang mendapat perhatian khusus. Agama ini mengajarkan kepada umatnya untuk menjaga lisan, karena dengan ucapan pertumpahan darah bisa terjadi.

Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Bahauddin Nur Salim menjelaskan Rasulullah Saw telah memberi tahu umatnya agar selalu menggunakan lisannya dengan baik. Salah satunya dalam sebuah sabdanya Rasulullah saw:

أحب الأعمال إلى الله حفظ اللسان

“Amal yang paling disukai Allah adalah menjaga lisan,” kata kiai yang karib disapa Gus Baha dalam tayangan ‘Gus Baha: Diam Itu Selamat?!’, dilihat, Rabu (14/9/2022).

Gus Baha melanjutkan bahwa dalam hadits tersebut, alih-alih menggunakan kata “diam”, nabi menggunakan redaksi “menjaga lisan”. Ia melihat bahwa sabda tersebut lebih menekankan kepada bagaimana seseorang mampu memanfaatkan dan menggunakan lisannya dengan bijak.

“Jadi, nabi tidak mengatakan diam, sebenarnya,” ujar Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Lembaga Pendidikan Pengembang Ilmu Al-Qur’an (LP3IA) Narukan, Kragan, Rembang, Jawa Tengah tersebut.

Pemaknaan tersebut, menurut Gus Baha, dilihatnya sebagai dorongan kepada umat Nabi untuk berani menyampaikan kebenaran sekaligus melakukan resistensi terhadap kedzhaliman yang terjadi di muka bumi.

“Sementara (jika) yang saleh-saleh dengan alasan ‘diam itu selamat’ lalu mereka diam, itu malah kita berdosa. Yakin berdosa. Tidak akan kamu jadi wali. Kamu akan jadi setan yang bisu, karena akhirnya tidak bicara kebenaran,” jabar Gus Baha.

Lebih lanjut, Gus Baha mengatakan penggunaan lisan dengan bijak, justru akan mengisi ruang kehidupan dengan perkara yang benar. Mencontohkan kepada sesama untuk selalu berjalan di koridor kehidupan yang diridhoi Allah.

“Kayak apa bahayanya kalau orang bathil mempromosikan kebathilannya, sedangkan yang haq (benar) diam saja,” kata santri kinasih Almaghfurlah KH Maimoen Zubair itu.

“Dan Allah sudah mempertontonkan kita lewat hukum fisika. Misalnya, gelas kamu isi batu lalu diisi air. Ruang jatahnya batu tentu tidak akan terisi air karena sudah ditempati oleh batu. Sama halnya kalau kebaikan sudah mengisi satu ruang, maka ini tidak bisa digusur oleh kebathilan,” pungkasnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here