Marriage is a life journey (3) 

839

Karena itu “mawaddah” perlu dijaga. Kecintaan dan faktor-faktor kecintaan itu tetap perlu dijaga. Kecantikan misalnya, atau sebaliknya ketampanan bagi pria, bukan tidak perlu. Isteri dan juga suami perlu menjaga agar tetap memiliki attraksi (daya tarik) bagi pasangannya.

Bukan sebaliknya seperti kata orang. Ketika bersama pasangan berpakaian lusuh, bau terasi, dan tidak menampakkan keindahan yang menarik pasangannya. Tapi ketika bersama orang lain, keluar rumah misalnya, maka semua faktor ketertarikan itu diumbar. Akibatnya yang tertarik bukan pasangannya lagi, melainkan orang yang harusnya tidak punya hak atas dirinya.

Karenanya sekali lagi pernikanan adalah a journey of love, perjalanan menumbuh suburkan cinta kasih itu. Tapi untuk itu terjadi tentu jangan sampai faktor-faktornya terabaikan.

Ketujuh, perkawinan itu adalah a journey ofmercy” atau perjalanan “rahmah” atau kasih sayang.

Jika “mawaddah” termotivasi oleh faktor-faktor eksternal maka “rahmah” (kasih sayang) itu tumbuh dari sebuah kesadaran “internal”. Yaitu sebuah kesadaran yang secara pertimbangan akal manusia terkadang tidak diterima.

Rasulullah Saw. digelari “rahmatan lil-alamin” (kasih sayang bagi seluruh alam) karena kecintaan atau kasih beliau kepada semua alam tidak lagi didorong faktor-faktor ekstrenal. Beliau sayang kepada pengikutnya. Tapi juga sayang kepada yang menentangnya.

Itulah esensi rahma. Yaitu ekspresi kasih yang tumbuh dari dalam hati kecil, yang termotivasi oleh satu-satu faktor; ridha Allah Swt.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here