Marriage is a life journey (3) 

834

Together atau bersama adalah kata inti dari keluarga. Keluarga itu akan bersama dalam hidup apapun warna hidupnya. Hidup mudah bersama dalam kemudahan. Hidup susah bersama dalam kesusahan. Kaya bersama dalam kekayaan dan miskin bersama dalam kemiskinan.

Real future adalah masa depan abadi yang pasti. Orang beriman itu masa depannya tidak dibatasi oleh dinding-dinding dunia sementara. Justeru dunia ini adalah tempat dan masa untuk menyiapkan masa depan sejati itu.

Maka the real future (masa depan sejati) bagi orang beriman adalah kampung ukhrawi. Final home (rumah terakhir) dalam perjalanan hidup panjang.

Maka pernikahan adalah janji dan komitmen bersama untuk menjalani hidup sementara ini menuju kepada masa depan abadi itu (ukhrawi). Sehingga di saat kata-kata “ijab qabul” terucap maka saat itu pula masing-masing berjanji untuk melangkah bersama, tidak saja hingga kematian. Tapi bersama hingga akhir, di syurga nantinya.

Al-Quran menggambarkan kehidupan suami isteri dalam syurga menikmati keindahan dan kenikmatan syurga bersama. Surah Yasin mislanya menggambarkan bagaimana pasangan suami isteri menikmati tempat duduk bagaikan singgasana kerajaan (hum wa azwajuhum alal araaiki muttakiuun).

Baginya semua bentuk kesenangan, termasuk buah-buahan. Dan yang terdengar di telinga mereka hanya kata-kata yang damai, sejuk menentramkan. Tentu tidak lagi terjadi cekcok dan caci maki antara suami isteri yang sering terjadi di dunia ini.

Penggambaran seperti ini menunjukkan bahwa pernikahan itu memang perjalanan panjang yang tiada batas (abadi). Karenanya dan dengan sendirinya pernikahan yang kadang dipromosikan sebagai pernikahan dengan batas waktu atau mut’ah adalah batal dan batil.

Kesepuluh, pernikahan itu adalah a journey of obedience. Bahwa pernikahan itu adalah perjalanan bersama dalam ibadah dan ketaatan. (Bersambung).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here