Marriage is a life journey (3) 

834

Oleh: Imam Shamsi Ali (Presiden Nusantara Foundation)

Muslim Obsession – Pada bagian lalu disebutkan bahwa pernikahan itu adalah perjalanan hidup untuk saling melengkapi. Maka pria dan wanita dalam pandangan Islam itu bagaikan “pakaian” (libaas) yang saling bersesuaian dan menutupi. Kata yang paling tepat untuk menggambarkan semua adalah “partnership”.

Keenam, bahwa perkawinan itu adalah a journey of love atau perjalanan hidup dalam ikatan cinta dan kasih.

Al-Quran menggambarkan bahwa terjadinya “saling tertarik” (litaskunuuh) antara dua manusia yang berbeda jenis kelamin (pria-wanita) itu adalah bagian dari tanda-tanda kebesaran Allah. Yang unik kemudian bahwa ketertarikan itu kemudian diperkuat atau diperindah dengan, “mawaddah” (cinta kasih) dan “rahmah” (kasih sayang).

Mawaddah itu adalah rasa hati. Tapi mawaddah atau rasa hati pada tataran ini pada galibnya didorong oleh faktor-faktor eksternal. Orang cinta biasanya karena kecantikan, kepopuleran, kekayaan, keahlian (ilmu), atau bahkan karena karakter pasangannya.

Mencintai karena faktor-faktor tertentu itulah representasi dari kata “mawaddah”.

Apakah mencintai karena faktor-faktor eksternal itu salah? Tentu tidak. Justeru hadits Rasululllah Saw. menjelaskan bahwa wanita dinikahi karena empat faktor. Tiga di antaranya bernuansa  eksternal; kecantikan, kekayaan, keturunan. Walaupun pada akhirnya hendaknya faktor agama dan akhlak harus menjadi motivasi prioritas. Karena Itulah benteng pernikahan yang paling solid.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here