Kopi Sehat UBM: Apa yang Allah Beli dari Orang Beriman

273

Oleh: Ustadz Ahmad Buchory Muslim (Dai Parmusi, Muballigh Bakomubin)

اِنَّ اللّٰهَ اشْتَرٰى مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ اَنْفُسَهُمْ وَاَمْوَالَهُمْ بِاَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَۗ يُقَاتِلُوْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ فَيَقْتُلُوْنَ وَيُقْتَلُوْنَ وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا فِى التَّوْرٰىةِ وَالْاِنْجِيْلِ وَالْقُرْاٰنِۗ وَمَنْ اَوْفٰى بِعَهْدِهٖ مِنَ اللّٰهِ فَاسْتَبْشِرُوْا بِبَيْعِكُمُ الَّذِيْ بَايَعْتُمْ بِهٖۗ وَذٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُ

“Sesungguhnya Allâh membeli dari orang-orang mukmin, baik diri mau-pun harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang di jalan Allâh; sehingga mereka membunuh atau terbunuh, (sebagai) janji yang benar dari Allâh di dalam Taurat, Injil, dan Al-Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya selain Allâh? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan demikian itulah kemenangan yang agung,” (QS. At-Taubah: 111).

Setelah memposting tulisan kemarin terkait membeli kebenaran, banyak tanggapan dan masukan positif dan kritikan membangun, apalagi ini menyangkut realitas sosial dan politik dalam kehidupan nyata sebagai umat dalam bangsa dan negara kesatuan Republik Indonesia tercinta ini.

BACA JUGA: Kopi Sehat UBM: Membeli Kebenaran

Realitas kekikinian dan kedisinian kita hari ini, harus diakui adalah kegagalan dan kekurangan pedulian kita di masa lalu.

Bahwa sebagai bagian stakeholder apalagi dalam ruang lingkup da’wah Islâmiyah, harus kita akui dan sadari bahwa kita memang gagal atau paling tidak kita tak peduli dengan soal yang tak kalah penting dalam urusan bagian-bagian penting Agama, yakni urusan realitas politik.

Karenanya istilah membeli kebenaran ini menjadi menarik untuk dibahas, didiskusikan atau dibedah lebih jujur dan kematangan emosi yang tentunya dalam bingkai akhlâq dan adab Islâm.

Kenapa Islam? Karena secara realitas Islam itu adalah mayoritas umat yang ada dalam bingkai NKRI tercinta ini. Tetapi apa yang terjadi kemudian? Seolah bicara spirit dan ruh Islam dalam dimensi politik dianggap bicara politik identitas dalam arti negatif, anti NKRI dan tak berpancasila atau tak Pancasilais.

BACA JUGA: Kopi Sehat UBM: Islam Harga Mati

Sampai-sampai umat Islam dalam hal ini elitnya, khususnya elit politik (baca Tokoh Partai Islam atau yang ngaku Islam) tak pede alias tak yakin identitas atau ruh dan spirit politik Islam itu sendiri.

Padahal kita perhatikan pada ayat di atas, ayat 111 dari surah At Taubah dan ayat sejenisnya adalah motivasi paling dahsyat tentang bagaimana kita bahkan menjual diri untuk dibeli oleh Allâh.

Bukan jual harga diri apalagi sampai menjadi seperti menjual harga diri dan kehormatan atas nama Islam karena haus kekuasaan dan mempertahankan kursi jabatan. Sungguh mengelikan bahkan sampai kepada tingkat menjijikan, wal ‘iyâdzu billâh!

والله اعلم وبارك الله فيكم

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here