Kisah Mungure dan Bayinya, Derita para Pengungsi Kongo

696
Pengungsi Kongo (Foto: AA)

Uganda, Muslim Obsession – Bioga Mungure tak mungkin bisa melupakan momen ketika mengantri untuk didaftarkan oleh Badan Pengungsi PBB (UNHCR) di Sebagoro Landing Site di Hoima, Uganda.

Saat itu, dia menggendong bayinya yang berusia enam bulan erat-erat di pelukannya.

“Milisi mengepung desa kami di Chomya dan mereka mulai membunuh, memperkosa wanita dan menjarah properti, saya harus melarikan diri,” kata Bioga.

Bioga tidak sendiri. Selain dia, ada banyak penduduk Ituri di Republik Demokratik Kongo (DRC) dipaksa masuk ke kamp pengungsi di dekat perbatasan Uganda.

Tetapi Bioga mengaku usai mencari nafkah selama dua pekan, dia bergabung dengan kelompok yang berencana melintasi perbatasan.

Bioga menuturkan ada banyak penderitaan di Kasenyi karena banyak orang yang butuh makan dan membuatnya tidak bisa tidur.

“Jadi, ketika saya mendengar orang berencana ke Uganda, saya bergabung dengan mereka,” kata dia.

UNHCR memperkirakan sekitar 300 pendatang baru dari DRC ke Uganda setiap hari. Kiiza Pascal, juga dari Chomya, adalah salah satu mereka yang datang ke Uganda dengan menggunakan kapal.

“Kami hanya bisa bergerak di malam hari, apa lagi yang bisa kami lakukan, kami selalu dalam pelarian. Ada banyak pertempuran, mereka membunuh semua orang, dan jika mereka menemukan saya, saya juga akan mati,” kata Pascal seperti dilansir Anadolu Agency, Ahad (21/7/2019).

Konflik DRC menyebar menjadi kekerasan etnis. Suku Lendu dan Hema berebut kekayaan tanah dan mineral.

Saat ini, beberapa milisi yang didukung oleh negara-negara tetangga di Afrika Timur juga terlibat dalam konflik.

Mereka diduga mempunyai kepentingan atas sumber daya alam negara tersebut. DRC dikenal memiliki kekayaan mineral yang melimpah mulai dari coltan, emas, berlian, tembaga, uranium, dan minyak.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here