Jangan Ikuti Nafsu “Ammaarah bis Suu”

204

Oleh: A. Hamid Husain (Alumni Pondok Modern Gontor, King Abdul Aziz University, dan Ummul Qura University)

Manusia punya nafsu yang disebut “Ammaarah Bis Suu’, yaitu keinginan yang bukan-bukan, kemauan yang selalu mengajak ke hal-hal yang negatif mengalahkan akal sehat. Nafsu “Ammaarah Bis Suu” ini subur jika kita jauh dari Allaah SWT.

Maka perbanyaklah dzikir dan ibadah agar Nafsu Ammaarah Bis Suu ini tidak tumbuh subur seiring dengan rayuan Iblis.

BACA JUGA: Semut pun Hidup Aman

TRUE STORY:

Kenapa makin tinggi income seseorang, ternyata makin menurunkan arti, fungsi, atau peran uang dalam membentuk kebahagiaan?

Kajian-kajian dalam ilmu financial psychology menemukan jawabannya, yang kemudian dikenal dengan nama: “Hedonic Treadmill”.

Gampangnya, “Hedonic Treadmill” adalah seperti ini: Saat gajimu 5 juta, semuanya habis. Saat gajimu naik 30 juta per bulan, eh… semua habis juga. Kenapa begitu?

Karena harapan, ekspektasi dan gaya hidupmu pasti ikut naik, sejalan dengan kenaikan penghasilanmu.

Dengan kata lain, nafsumu untuk membeli materi, barang mewah akan terus meningkat sejalan dengan peningkatan income-mu.

BACA JUGA: Tahu Gak? Doa Bisa Tertolak Karena Makanan!

Itulah kenapa disebut Hedonic Treadmill: Seperti berjalan di atas treadmill, kebahagiaanmu tidak maju-maju!

Nafsu materi tidak akan pernah terpuaskan. Saat income 10 juta perbulan, mau naik Avanza. Saat income 50 juta/bulan pengen berubah naik Alphard. Itu salah satu contoh sempurna tentang jebakan Hedonic Treadmill.

Hedonic Treadmill membuat ekspektasimu akan materi terus meningkat. Itulah kenapa kebahagiaanmu stagnan, meski income makin tinggi.

Ada eksperimen menarik: Seorang pemenang undian berhadiah senilai Rp 5 milyar dilacak kebahagiaannya 6 bulan setelah ia mendapat hadiah.

BACA JUGA: Senakal Apapun, Jangan Tinggalkan Shalat

Apa yang terjadi?

6 bulan setelah menang hadiah 5 milyar, level kebahagaiaan orang itu SAMA dengan sebelum ia menang undian berhadiah. Itulah efek Hedonic Treadmill.

Jadi apa yang harus dilakukan agar kita terhindar dari jebakan Hedonic Treadmill dan lolos dari jebakan nafsu materi yang tidak pernah berujung?

Terapkanlah gaya hidup yang BERSAHAJA! Sekeping gaya hidup yang tidak silau dengan gemerlap kemewahan materi.

Mengubah orientasi hidup! Makin banyak berbagi, semakin banyak MEMBERI kepada orang lain, teruji justru semakin membahagiakan.

Bukanlah banyak mengumpulkan materi yang membuat kebahagiaanmu terpuaskan! When enough is enough.

BACA JUGA: Senakal Apapun, Jangan Tinggalkan Shalat

Kebahagiaan itu kadang sederhana, misal masih bisa menikmati secangkir kopi panas, memeluk anggota keluarga, tersenyum memulai hari hari, berbagi peduli memberi makna dan manfaat terhadap sesama, menyapa dan mengasih berbagi rejeki ke tukang sampah, lanjut membaca “makanan” spiritual sepanjang perjalanan menuju tempat tugas berdzikir, berbakti untuk Agama, berbagi dengan keluarga, peduli terhadap nasib bangsa dan negara, maka betapa indahnya hidup ini!!!

Selamat menemukan kebahagiaan yang sesungguhnya saudara-saudaraku dan sahabat-sahabatku serta teman-temanku.

Sungguh benar firman Allah:

“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu. Sampai kamu masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu),” (QS. At-Takâtsur [102]: 1-3).

“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia semakin kikir,” (QS. Al-Mârij [70]: 19-21).

Rasulullah SAW bersabda: “Kekayaan itu bukanlah lantaran banyak harta bendanya, akan tetapi kekayaan yang sebenarnya adalah kebahagiaan jiwa dan ketentraman jiwa,” (Hadits Sahih Riwayat Al-Bukhari).

Oleh: Prof. DR. Akhmaloka/Ex Rektor ITB.

BACA JUGA: Bersalam-salaman dan Tradisi di Zaman Rasulullah

POINTERS:

1- Jangan sok tahu:

 أسوء انواع الابتلاء أن تبتلى بغليظ الفهم محدود الادراك يرى نفسه أفهم الخلق وهو أغباهم

Cobaan, ujian dan musibah terburuk adalah: pemahaman yang ekstrim dan ngotot, merasa benar sendiri di saat ilmunya sangat terbatas, dan melihat dirinya yang paling mengerti, padahal sejatinya dialah manusia yang paling bodoh.

2- Kebahagiaan adalah milik semua. Bukan hanya milik orang kaya dan berpangkat tinggi, tapi orang miskin pun bisa bahagia, jika banyak mendekat pada Allaah SWT dengan tekun rutin berdzikir, membaca Al-Quran, bersedekah, Tahajjud dan ibadah-ibadah lainnya.

3- Selalu mensyukuri yang ada.

4- Jauhi iri, hasad, dan keangkuhan.

Mari berdoa, agar Allah SWT senantiasa membimbing kita untuk selalu eling mengingat Allah, bersyukur dan beribadah dengan sebaik-baiknya pada Allah SWT:

اللهم اعنا على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here