ISIS Klaim Serang Konser Musik di Moskow, 60 Orang Tewas

559

Jakarta, Muslim Obsession – Sekelompok orang bersenjata yang mengenakan pakaian penyamaran melepaskan tembakan dengan senjata otomatis ke arah penonton konser di dekat Moskow pada hari Jumat Maret 2024. Serangan itu menewaskan sedikitnya 60 orang dan melukai 145 orang. ISIS mengklaim sebagai pelakunya.

Serangan ini menjadi yang terbesar di Rusia sejak pengepungan sekolah di Beslan tahun 2004. Para penyerang menembakkan peluru ke warga sipil tepat sebelum grup rock era Soviet “Picnic” tampil di hadapan penonton yang penuh di Balai Kota Crocus yang berkapasitas 6.200 kursi di sebelah barat ibu kota.

Video terverifikasi menunjukkan orang-orang mengambil tempat duduk mereka di aula, lalu bergegas menuju pintu keluar ketika tembakan berulang kali bergema di tengah teriakan. Video lain menunjukkan sejumlah pria menembaki sekelompok orang. Beberapa korban tergeletak tak bergerak di genangan darah.

“Tiba-tiba ada ledakan di belakang kami – tembakan. Ada ledakan – saya tidak tahu apa. Warga mulai berlari ke eskalator dan beberapa orang terinjak-injak,” kata seorang saksi mata seperti dilansir Reuters.

Penyelidik Rusia mengatakan jumlah korban tewas lebih dari 60 orang. Pejabat kesehatan mengatakan sekitar 145 orang terluka, 60 di antaranya berada dalam kondisi kritis.

Dalam pengepungan sekolah di Beslan tahun 2004, militan Islam menyandera lebih dari 1.000 orang, termasuk ratusan anak-anak.

Presiden Rusia Vladimir Putin mendapat informasi terbaru dari kepala keamanan tentang situasi tersebut, termasuk dari Alexander Bortnikov, kepala Dinas Keamanan Federal (FSB), kata Kremlin.

Penyelidik Rusia menerbitkan gambar senjata otomatis Kalashnikov, rompi dengan beberapa magasin cadangan, dan tas berisi selongsong peluru bekas.

ISIS, kelompok militan yang pernah berusaha menguasai sebagian besar wilayah Irak dan Suriah, mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, kata kantor berita Amaq melalui Telegram.

Sebuah gambar buram yang diterbitkan oleh beberapa media Rusia menunjukkan dua orang yang diduga penyerang berada di dalam mobil putih.

Nasib para penyerang tidak jelas ketika petugas pemadam kebakaran memadamkan api besar dan layanan darurat mengevakuasi ratusan orang sementara sebagian atap tempat kejadian runtuh.

ISIS mengatakan para pejuangnya menyerang di pinggiran Moskow, “membunuh dan melukai ratusan orang serta menyebabkan kerusakan besar di tempat itu sebelum mereka mundur ke pangkalan mereka dengan selamat.” Pernyataan itu tidak memberikan rincian lebih lanjut.

Amerika Serikat memiliki informasi intelijen yang mengonfirmasi klaim ISIS bertanggung jawab atas penembakan tersebut, kata seorang pejabat AS pada Jumat. Pejabat itu mengatakan Washington telah memperingatkan Moskow dalam beberapa pekan terakhir tentang kemungkinan serangan.

“Kami telah memperingatkan Rusia dengan tepat,” kata pejabat tersebut, yang berbicara tanpa mau disebutkan namanya, tanpa memberikan rincian tambahan apa pun. Sedangkan Rusia sendiri belum memberikan pernyataan resmi mengenai siapa yang dianggap bertanggung jawab.

Serangan terhadap Balai Kota Crocus, sekitar 20 km (12 mil) dari Kremlin, terjadi hanya dua minggu setelah kedutaan AS di Rusia memperingatkan bahwa “ekstremis” mempunyai rencana untuk melakukan serangan di Moskow.

Beberapa jam sebelum peringatan kedutaan, FSB mengatakan pihaknya telah menggagalkan serangan terhadap sinagoga di Moskow oleh afiliasi ISIS di Afghanistan, yang dikenal sebagai ISIS-Khorasan atau ISIS-K, dan berupaya mendirikan kekhalifahan di Afghanistan, Pakistan, Turkmenistan, Tajikistan, Uzbekistan dan Iran.

Putin mengubah arah perang saudara di Suriah dengan melakukan intervensi pada tahun 2015, mendukung Presiden Bashar al-Assad melawan oposisi dan ISIS.

“ISIS-K telah terpaku pada Rusia selama dua tahun terakhir, sering kali mengkritik Putin dalam propagandanya,” kata Colin Clarke dari Soufan Center.

Kelompok ISIS yang lebih luas telah mengklaim serangan mematikan di Timur Tengah, Afghanistan, Pakistan, Iran, Eropa, Filipina, dan Sri Lanka.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan ini adalah “serangan teroris berdarah” yang harus dikutuk oleh seluruh dunia.

BAGIKAN

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here