Hilang untuk Healing Ala Hanan Attaki

641
Ustadz Hanan Attaki dalam sebuah kajian, Ahad (24/3/2024). (Foto: Gia)

Jakarta, Muslim Obsession – Luka merupakan satu di antara bagian yang tak bisa dipisahkan dalam hidup. Tidak peduli siapa pun, semua orang dalam menjalani hidup pasti akan mengalami luka.

Kebanyakan orang tak senang menerima luka. Baik itu luka fisik atau emosional, semuanya menyakitkan untuk diterima. Namun, tanpa itu, sering kali kita tidak memiliki kesempatan untuk menjadi lebih kuat.

“Terluka adalah fakta kehidupan. Rasa sakit memberi pelajaran yang kemudian bisa mengubah seseorang. Jika kamu hanya fokus kepada rasa sakitnya, maka kamu akan menderita. Tetapi, kalau kamu fokus pada pelajarannya, maka kamu akan terus bertumbuh,” ungkap Ustadz Hanan Attaki di Krakatau Grand Ballroom TMII, Jakarta, Ahad (24/3/2024).

Ia menuturkan, Rasulullah SAW mengibaratkan manusia seperti logam. Logam sangat penting dalam kehidupan manusia. Contohnya emas menjadi matawang, timah menjadi tin aluminium, dan banyak lagi.

Semua ini melalui satu proses yang dinanamakan “dibentuk”. Begitulah sunnatullah alam. Sesuatu yang tiada nilai apabila dibentuk maka ia menjadi bernilai dan beharga.

“Kalau ujiannya semakin berat, semakin pekat, semakin ngga ketahan, semakin ngga kuat, semakin merasa sendiri gapunya siapa-siapa, semakin pengen menyerah itu artinya kita sudah dekat dengan jalan keluar, sudah dekat dengan akhir dari ujian dan akan mendapatkan kebaikan setelahnya,” ungkapnya.

Pria kelahiran Aceh, 31 Desember 1981 ini mengatakan, saat terluka, saat patah, manusia perlu untuk menghilang untuk healing. Suami dari Haneen Akira ini pun membagikan tiga cara hilang saat patah.

“Berhenti memikirkan luka dan kejadian. Bagi Nabi Nuh AS, yang menyakiti adalah putranya sendiri,” ungkapnya. Dikisahkan putra tertuanya yang bernama Kan’an merupakan putra Nabi Nuh yang zhalim dan durhaka. Sebab, Kan’an menyembunyikan rasa benci pada ayahnya sendiri yang dimulai berpura-pura beriman.

Ketika Nabi Nuh mengumpulkan seluruh umatnya, beliau teringat tentang Kan’an. Beliau meminta agar Kan’an naik ke bahtera bersama pengikut lainnya untuk menyelamatkan diri dari banjir besar. Namun, dengan rasa angkuhnya, Kan’an menolak dan tetap pada pendiriannya yang tidak ingin beriman kepada Allah SWT.

Allah SWT memerintah Nabi Nuh untuk meninggalkan Kan’an dan akhirnya Nabi Nuh mengikhlaskan kepergian putranya. Setelah banjir berakhir, Allah mengutus Nabi Nuh untuk memulai kembali peradaban manusia. Nabi Nuh dan umatnya yang selamat memulai kembali kehidupan baru dengan keyakinan yang lebih kuat kepada Allah.

Ia juga membagikan pengalaman pribadinya, saat menimba ilmu di Mesir, beberapa tahun lalu, ia mendapat kabar bahwa ibu dan adiknya menjadi korban bencara tsunami Aceh.

Ia merasa jika ia kembali ke Aceh, ia akan terus terluka. Akhirnya, ia memutuskan untuk start a new life, selepas menuntaskan pendidikannya, ia pindah dari Aceh dan menetap di Bandung. Ia bahkan mengganti nama dan penampilan.

Hanan Attaki menggaris bawahi, tidak penting siapa yang pernah menyakiti atau mematahkan kamu, yang terpenting adalah siapa yang bisa membuatmu tersenyum lagi. Temukan dia, jaga, nikmati hidup bersama dia.

Cara kedua, Memphis yourself. “Selflove, bangkit untuk sembuh dari luka. Jangan bergantung pada orang lain, melainkan muhasabah, bicara dengan diri sendiri. Memberi pada diri sendiri, tanpa berharap pada orang lain. Hilang untuk mencari kedamaian.”

Gua Hira, kata Hanan Attaki, menjadi tempat bertafakur untuk merenung dan menghilangkan kesedihan. Bahkan, sepanjang bulan Ramadan, tiap tahun ia pergi ke sana dan berdiam di tempat itu, cukup hanya dengan bekal sedikit yang dibawanya.

Ia tekun dalam renungan dan ibadat, jauh dari segala kesibukan hidup dan keributan manusia. Ia mencari kebenaran, dan hanya kebenaran semata.

Demikian kuatnya ia merenung mencari hakikat kebenaran itu, sehingga lupa ia akan dirinya, lupa makan, lupa segala yang ada dalam hidup ini.

Cara ketiga, hilanglah untuk mencari versi terbaik dari dirimu. “Upgrade diri. Find the best for yourself. Upgrade self esteem. Fokus untuk memperbaiki diri,” pungkasnya. (Gia)

BAGIKAN

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here