Hari Toilet Sedunia, Kita Jaga dan Rawat Sistem Sanitasi

224

Oleh: Dr. Jazuli (Komisi Fatwa MUI Kota Bogor)

Hanya satu kata yang pas, tidak tekor dan juga tidak lebih. Berkait dengannya, ada satu hal lain yang mesti dicatat, bahwa ia berkaraker judes, ego dan angkuh. Pasalnya, ia hanya memiliki satu pilihan pasti dan tegas, yakni tetap dan keukeuh bertahan pada kapasitas sumbu eksitensinya, tidak mau di atau bergeser.

Namun di atas segalanya, ia demikian akrab dengan lisan kita, serta setia menguntit setiap ayunan langkah ke manapun kita menuju. Disamping, juga tidak pernah abai mencatat setiap halaman buku peristiwa yang kita buka, untuk dijadikan sebuah dokumen dan memoar tersendiri, yang sewaktu-waktu dibuka, dikenang dan direnungkan buat memungut serpihan nilai pembelajarannya.

Dia tidak lain adalah unit waktu yang diperlukan bumi untuk berotasi pada porosnya sendiri. Sudah atau belum bisa ditebak, siapa dia sesungguhnya? Itulah dia “Sang Hari”.

Bagi penulis yang awam, bicara “hari” tidak lebih dari sekedar waktu biasa yang logis terjadi sesuai dengan tuntutan aturan main kodratnya. Namun tidak bagi non awam, yakni pemilik otoritas dan kompetensi, bahwa hari memiliki catatan dan sebutan tersendiri sesuai dengan latar yang mempengaruhinya.

Seperti yang berkait dengan tanggal 19 November ini. Paling tidak ada tiga sebutan, yakni: Hari Pria Internasional (International Men’s Day), Hari Jurnalis Internasional (International Journalist Day) dan terakhir adalah Hari Toilet Sedunia (World Toilet Day).

Dua yang pertama (Hari Pria Internasional-International Men’s Day-dan Hari Jurnalis Internasional-International Journalist Day-), normal, natural serta lumrah adanya. Berbeda dengan yang terakhir (Hari Toilet Sedunia-World Toilet Day), ia memiliki daya kejut tersendiri yang cukuf fenomenal.

Betapa tidak, pertama, tidak sebatas disebut “hari internasional”, tapi lebih tegas disebut “hari sedunia” dan ke-dua, ia secara resmi ditetapkan oleh PBB pada tahun 2013 yang diadopsi tidak kurang oleh 122 negara di dunia, sementara yang lain tidak demikian.

Sungguh luar biasa. Ada misteri apa gerangan dengan Mr. Toilet ini? Padahal basis tugas utamanya, hanya bergumul dengan ulah biang kerok tektek bengek oknum kotoran yang nakal. Justru, titik soal krusialnya bercokol di zona ini.

Bahwa PBB pada khususnya merasa khawatir, ternyata kesadaran manusia di dunia pada umumnya terhadap kebersihan dan kesehatan, masih rendah. Untuk itu, dengan dijadikan tanggal tersebut (19 November) sebagai Hari Toilet Sedunia, supaya mentalitas kesadaran masyarakat di dunia, hidup dan bangkit, bahwa menjaga kebersihan dan kesehatan yang selanjutnya dikampenyekan dengan menjaga “Sistem Sanitasi” adalah sebuah kemestian yang tidak bisa ditawar.

WTO (World Toilet Organization), organisisi toilet sedunia, telah mencatat, bahwa paling tidak ada 4 (empat) krisis yang berkait dengan soal “Sanitasi”, yaitu: (1) Lebih kurang 2970.000 anak balita meninggal dunia setiap tahunnya akibat sanitasi, kebersihan yang buruk dan air minum yang tidak aman.

(2) Sebagian sekolah di dunia tidak memiliki fasilitas cuci tangan dengan sabun dan air untuk siswa. Kurangnya toilet yang bersih dan aman menyebabkan banyak anak Perempuan kehilangan pendidikan; (3 ) Lebih dari setengah populasi global atau 4,2 miliar orang kekurangan sanitasi yang aman. Secara global, setidaknya 2 miliar orang menggunakan sumber air minum yang terkontaminasi tinja.

Dan (4) Keuntungan investasi dalam sistem sanitasi yang memadai cukup besar. Setiap $1 yang dikeluarkan kebanyakan untuk sanitasi dapat menghemat $5 biaya medis dan peningkatan produktivitas, (tps://www.detik.com/jateng/berita/d-6413306/Sejarah-haritoiletsedunia19 november-dan -4fakta-krisis-sanitasi).

Maka tidak ada altermatif paling tepat untuk mengatasinya, kecuali semua pihak terutama pemerintah harus turun tangan secara serius dan bertanggung jawab.

Bicara ihwal “sistem sanitasi”, jauh sebelum gebrakan Hari Toilet Sedunia (World Toilet Day) yang digagas dan dicanangkan PBB mengemuka, sesungguhnya Islam lewat pesan teologisnya lebih awal berbicara.

Hal ini terkemas dalam Al-Quran surat Al-Baqarah: 222, dimana Allah berfirman, “Sesungguhnya Allah mencintai komunitas orang yang suka bertaubat dan menjaga kebersihan”. Belum lagi diperkuat dan diperlezat dengan bumbu kata bijak “النظافة من الإيمان (Kebersihan itu, bagian dari iman), semakin gereget lagi.

Dengan semangat memperingati Hari Toilet Sedunia ( World Toilet Day ) yang ke-10 (2013-2023), mari kita jaga bersama Toilet kita, jangan sampai dia nakal. Dan sadarkan dia sepenuhnya, bahwa menjaga dan merawat “Sistem Sanitasi” adalah Sine qua non yang tidak bisa ditawar .

Kalau memang masih membandel, kita ruqyah saja, sekalian berkhalwah di sana sambil menunggu kelahiran siluman liar. *)

BAGIKAN

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here