Eksoterisme Versus Esoterisme

1472

Saya yakin, ini dilakukan Lukman karena ia percaya bahwa secara eksoteris, Al-Quran dan Tripitaka pastilah berbeda, tapi secara esoteris kedua kitab suci itu — bersama Injil, Taurat, Zabur dan semua kitab suci agama-agama lain — pasti menggelontorkan gagasan dan inspirasi kehidupan. Karena itu, mari kita berhenti bertengkar akibat perbedaan agama.

Beragama yang baik, menurut saya, adalah bagaimana kita menjalankan eksoterisme agama yang kita imani karena patuh pada Tuhan yang Satu dengan sepenuh hati, jika perlu tunduk dan patuh secara total sekalipun kita diperintah memakai dua kain tanpa celana dalam, mengelilingi kubus hitam atau melempar batu-batu kecil ke arah batu besar, dengan niat dan tekad berbagi kebaikan yang kita peroleh dari eksoterisme beragama itu pada orang lain — siapa pun mereka.

Dalam eksoterisme, semua agama pasti berbeda. Tapi dalam esoterisme, agama-agama adalah satu dalam tujuan membangun peradaban dan kemanusiaan.

Bukan beragama jika kita menghalangi orang lain berbagi kasih lewat sumber kebaikan yang mereka yakini. Bukan beragama jika kita mengadu domba atau mau diadu domba atas nama agama-agama. (**)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here