Cerita Dai Parmusi di Wamena, Rumahnya Nyaris Dibakar Karena Gencar Berdakwah

1978
Rumah Ustadz Hamka saat mendapatkan penjagaan dari aparat keamanan setempat.

Jakarta, Muslim Obsession – Terlahir dari keluarga Kristiani, Hamka Yeli Pali memutuskan untuk menjadi seorang mualaf di usia yang masih kecil, yakni 10 tahun. Kini menginjak usia 32 tahun, Hamka semakin matang mempertahankan keyakinannya sebagai seorang Muslim yang taat.

Bahkan, ia sekarang turut serta menyebarkan pengaruh Islam di Kabupaten Wamena, Papua dan menjadi Dai Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi).

Kehadiran Dai Parmusi Ustadz Hamka Yeli Pali telah memberikan warna baru bagi perkembangan Islam di sana. Sebab, dimulai dari dakwahnya, umat Islam di kampung halamannya di Holima, Distrik Napua, kini sudah mencapai 100 orang.

Meski menjadi kaum minoritas, Ustadz Hamka aktif terlibat dalam setiap kegiatan sosial kemasyarakatan di sana, sehingga dakwahnya semakin bisa diterima. Termasuk terlibat aktif dalam penanganan bencana kemanusiaan dari korban kerusuhan di Wamena yang terjadi baru-baru ini.

Kerusuhan di Wamena memang menyisakan tangis, karena banyak umat Islam yang turut menjadi korban. Melalui gerakan #ParmusiSaveHelpWamena, Ustadz Hamka turut menyalurkan bantuan bahan makanan pokok untuk diberikan kepada para korban yang masih mengungsi.

Tidak hanya itu, bersama aparat TNI dan Polri, ia juga ikut melakukan evakuasi para korban untuk dipindahkan ke tempat yang lebih aman.

Sebagai seorang dai yang menyebarkan ajaran Islam di Papua, perjalanan dakwah Ustadz Hamka seringkali menemui jalanan terjal. Lantas, bagaimana sepak terjang Ustadz Hamka menyiarkan dan melaksanakan kegiatan keislaman di sana?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here