Cerita Dai Parmusi di Wamena, Rumahnya Nyaris Dibakar Karena Gencar Berdakwah

1974
Mushalla tempat Ustadz Hamka mengajarkan pelajaran Islam kepada masyarakat setempat.

Bahkan pada 2015, Ustadz Hamka malah berhasil membawa kedua orangtuanya untuk masuk Islam. Dari enam bersaudara, ia bersyukur karena empat di antaranya masuk Islam.

Adapun dua saudara perempuannya tetap menjadi seorang kristiani karena mengikuti agama suaminya. Ustadz Hamka bersama kakaknya kini terus berdakwah menyebarkan Islam kepada para masyarakat pribumi Papua.

“Kelompok yang tidak senang tentu ada saja. Mereka tidak mau kita semakin berkembang. Jadi kadang-kadang kalau anak-anak kampung mau main ke rumah saya itu dilarang takut terbawa. Mushalla kita juga tidak boleh pakai pengeras suara dan lebih tinggi dari ruang ibadah mereka. Tapi nggak masalah justru itu tantangnya dalam berdakwah. Insya Allah selalu diberikan jalan dan perlindungan,” sambungnya.

Suasana pengajian di mushalla.

Ustadz Hamka juga pernah mencoba untuk mendaftar menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Namun diakui menjadi PNS dari kalangan Muslim di Wamena sangat sulit, berbeda dengan umat yang lain.

Kini aktivitas Ustadz Hamka hanya menjadi seorang dai yang mengajari anak-anak, remaja dan orangtua mengaji di mushollanya.

Ia mengakui bahwa pemahaman keislaman umat di Papua masih sangat minim. Masih banyak umat Islam yang belum bisa mengaji Al-Quran dan memahami hukum-hukum Islam dalam kehidupan sehari-hari.

“Di Papua itu umat Islam tidak seperti di Jawa yang sudah mayoritas muslim. Di sini tingkat pemahaman umat tentang ajaran Islam masih minim. Mereka masih banyak yang belum bisa mengaji karena mereka menjadi muallaf di usia yang sudah tua. Jadi kadang-kadang belajarnya lebih susah. Tapi ya itulah, kita harus tetap dampingi,” jelasnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here