Bung Karno di Mata Natsir

1273

Berkenalan di Bandung

Pada 1981, wartawan senior dan penulis produktif Solichin Salam menulis buku berjudul Bung Karno dalam Kenangan. Salah seorang yang menyumbang tulisan di buku tersebut ialah M Natsir.

Berikut ini tulisan Ketua Umum Partai Masyumi (1949-1958) itu seperti dimuat dalam buku yang diterbitkan oleh penerbit Pusaka, Jakarta.

Bung Karno adalah salah seorang pemimpin besar bangsa Indonesia, di samping Bung Hatta. Ini satu kenyataan yang tak bisa seorang pun mengingkarinya. Dengan segala kelebihan dan kekurangannya sebagai manusia.

Kami berkenalan semasa penjajahan Belanda, sewaktu sama-sama tinggal di Bandung, sekalipun waktu itu saya belum aktif di partai politik. Saya aktif di organisasi Persatuan Islam (Persis), sedangkan Bung Karno menjadi pendiri dan ketua PNI (Partai Nasional Indonesia).

Pada tahun 1930-an, terjadi polemik antara saya dengan Bung Karno mengenai masalah politik dan keislaman di majalah Pandji Islam dan Pedoman Masjarakat. Polemik tersebut berjalan dengan seru, meskipun demikian saya dengan Bung Karno senantiasa bersikap objektif dan masing-masing tidak pernah melukai perasaan pribadi.

Walaupun saya tidak pernah menjadi anggota PNI di Bandung, akan tetapi pada waktu Bung Karno ditangkap Belanda dan dimasukkan ke penjara Sukamiskin Bandung, kami dari Persatuan Islam termasuk yang pertama yang menjenguk, mengirim bacaan-bacaan dan kadang-kadang oleh-oleh ala kadarnya. Sebagaimana lazimnya bila ada teman berada dalam tahanan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here