Bung Karno di Mata Natsir

1257

Tetap Diundang ke Istana

Walaupun bagaimana, di saat pertentangan paham antara kami berdua telah memuncak, pada tanggal 1 Januari 1958 saya beserta istri, tetap diundang ke Istana Merdeka dan berjabatan tangan. Menurut kata orang yang melihat, salam kami waktu itu tampak sangat akrab. Mungkin Ipphos masih menyimpan fotonya.

Bung Kano selaku Presiden Republik Indonesia politiknya makin lama makin dekat dengan PKI. Hal ini mendorong munculnya Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di Sumatera dan Perjuangan Semesta (Permesta) di Sulawesi, yang dilanjutkan oleh generasi 1966, yang melahirkan Orde Baru.

Sebagai penutup saya ingin menegaskan lagi di sini, bahwa sebagai pribadi dalam segala perbedaan atau pertentangan pendapat tidak pernah saya maupun Bung Karno menaruh rasa dendam satu sama lain.

Mudah mudahan sikap jiwa (mental attitude) yang demikian ini dapat dihidupkan kembali dalam rangka pembinaan Bangsa di kalangan generasi penerus, demi tegaknya Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila.

Betapapun perbedaan-perbedaan pendirian yang jujur di bidang politik, “lawan dan kawan”, mengakui besarnya saham dan sumbangan Bung Karno sebagai pejuang kemerdekaan Indonesia.

Dan sejarah mencatat, bahwa Bung Karno dan Bung Hatta adalah Proklamator Kemerdekaan Indonesia. (**)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here