“Kita harus bisa menata hati. Dalam hidup berumah tangga ada saatnya kita bersyukur dan ada saatnya kita bersabar. Yang tidak mengerti syukur dan terimakasih akan selalu menuntut lebih kepada pasangan. Kesabaran juga sangat penting untuk meredam emosi dan memperkecil tuntutan. Jangan sampai sedikit-sedikit protes atau menuntut,” paparnya.
Jika ada wanita yang taat, akan tetapi bagaimana seorang istri yang patuh pada suami bisa keluar tanpa izin hanya karena tidak atau kurang diperhatikan? Lalu apa yang istri lakukan diluar?
“Wanita sholehah tidak akan keluar rumah kecuali atas izin seorang suami. Jika menemukan suami yang tidak perhatian mungkin bisa dibuka komunikasi yang baik. Sampaikan dengan baik apa yang anda inginkan. Rata-rata suami akan merasa senang dan bangga jika istrinya manja dan minta untuk dimanja dan disayang,” jelas Buya Yahya.
Tentunya hal itu dalam batas yang wajar dan bertahap sesuai dengan kemampuan seorang suami. Sebab ada suami yang memang tidak biasa mesra, hal itu jangan diartikan benci atau tidak perhatian. Akan tetapi itu hanya karena belum biasa.
Hal lainnya yang dikemukakan Buya, jangan protes dengan melanggar. Protes dengan melanggar adalah bukan kepatuhan. Tidak menarik hati suami. Itu adalah bertentangan dengan kepatuhan.
“Hukumnya adalah dosa dan haram di hadapan Allah Swt. Kepada para suami hendaknya menjadi suami yang pandai dalam seni bercinta dengan istri. Seorang istri tidak hanya membutuhkan materi akan tetapi sanjungan, rayuan, perhatian dan sentuhan tangan lembut seorang suami adalah obat penat dalam menjalani kewajiban sebagai seorang istri,” pungkas Buya Yahya. (Way)
