Berikut Peran Yordania Sebagai Wali Masjid Al Aqsa

197
A worshipper walks in front of the Dome of the Rock in the compound known to Muslims as Noble Sanctuary and to Jews as Temple Mount, in Jerusalem's Old City March 13, 2020 REUTERS/ Ammar Awad

Jakarta, Muslim Obsession – Situasi di Masjid Al Aqsa, Yerusalem sampai saat ini belum juga reda, pasukan Israel terus melakukan tindakan represif terhadap umat Islam di Palestina tepatnya para jamaah Masjid Al Aqsa.

Insiden itu dikabarkan membuat Israel bersitegang dengan Yordania selaku wali pelindung Masjid Al Aqsa, berdasarkan status quo.

Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi disebut beberapa kali melakukan wawancara dengan sejumlah media internasional dan menyuarakan kritik pedas terhadap Israel.

Safadi juga dilaporkan menolak berkomunikasi dengan perwakilan pemerintah Israel dan membuat tensi semakin tinggi.

Apa sebetulnya peran Yordania sebagai wali Masjid Al Aqsa?

Kerajaan Hashemites Yordania telah menjadi penjaga situs suci Yerusalem sejak 1924 dan mengklaim sebagai penjamin hak beragama Muslim dan Kristen di kota itu. Raja Yordania bahkan secara resmi mendapat gelar Custodian of Holy Sites in Jerusalem.

Yordania dianggap sangat penting menjaga keseimbangan antar bangsa dan agama di Yerusalem, termasuk melindungi kompleks Al Aqsa atau yang dikenal Haram Al-Sharif alias Temple Mount bagi orang Yahudi.

Kerajaan Hashemites sempat memegang kendali atas Mekah, Madinah, Yerusalem, hingga Tepi Barat Palestina jauh sebelum Kerajaan Al-Saud di Arab Saudi berkuasa. Karena itulah, Yordania sangat terikat dengan situs-situs suci umat Islam.

Menurut The Royal Islamic Strategic Studies Centre, Raja Yordania Abdullah II bahkan merupakan generasi ke-41 keturunan langsung Nabi Muhammad.

Selain itu, Yordania juga sangat berhubungan dengan bangsa Palestina karena pernah menguasai Tepi Barat dan sekitarnya. Lebih dari setengah penduduk Yordania juga merupakan keturunan Palestina.

Yordania saat ini pun menjadi salah satu negara paling banyak menampung pengungsi Palestina akibat pendudukan Israel.

“Yordania sangat terlibat dalam banyak hal di Yerusalem. [Karena warga Palestina di Yerusalem adalah] anak yatim piatu politik, sebab tak ada yang merawat mereka,” kata jurnalis keturunan Palestina-Yordania, Daoud Kuttab, seperti dikutip The National.

Secara historis, Kerajaan Hashemites telah mempertahankan kedudukan Yerusalem dan menjauhkannya dari pertengkaran politik sejak kota itu menjadi kiblat pertama umat Islam di dunia.

Namun, pada 1967, perang berkobar antara Israel, Mesir, Suriah dan Yordania.

Dalam perang ini, Israel berhasil menguasai sejumlah wilayah, termasuk Yerusalem Timur.

Kemudian pada 1994, Israel dan Yordania menandatangani perjanjian damai. Dalam perjanjian tersebut, Israel bersedia mundur dari sebagian wilayah Yordania dan Yordania membatalkan embargo ekonominya terhadap Israel.

Israel juga “menghormati peran khusus Kerajaan Hashemites Yordania saat ini di tempat-tempat suci Muslim di Yerusalem” dan mengakui bahwa Yordania memiliki “peran bersejarah di tempat-tempat suci ini.”

Dari perjanjian itu pun dapat disimpulkan bahwa Israel secara resmi mengakui peran khusus Yordania untuk melindungi tempat-tempat suci di Yerusalem, mencakup Masjid Al Aqsa. (Al)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here