Belajar dari Kesantunan Khabib Nurmagomedov

1769
Khabib Nurmagomedov
Khabib Nurmagomedov bersama sang ayah. (Foto : Instagram @Khabib Khabib_Nurmagomedov)

Oleh: Harry Santosa

Tanggal 6 Oktober 2018 kemarin, Khabib berhasil menghentikan sesumbar Connor McGregor, menyumpal mulut besarnya di ronde ke-4 dengan kuncian di leher dalam gelaran Ultimate Fighting Champion ((UFC) ke 229. Kemenangan telak ini justru di jantung pendukung McGregor yang fanatis, di Las Vegas, Nevada.

McGregor ditakuti banyak petarung, dijuluki The Notorius, ada juga yang menyebutnya The Warrior, bahkan kembalinya ia ke gelanggang UFC disebut sebagai kembalinya The King.

Pengamat MMA menyebutnya sebagai the best strikes in the world. Semua pengamat menjagokannya, Khabib dipandang tak sekelas, bahkan Dana White founder UFC menyebut Khabib sebagai “kurang persiapan”.

Untuk melawan Khabib, konon McGregor dibayar 32 Milyar lebih. Pertarungan yang disebut sebut sebagai pertarungan UFC terbesar dan termahal sepanjang sejarah ini dengan kursi termahal 26 juta rupiah dan termurah 2 jutaan, justru sebenarnya bukan memberikan tontonan semata namun memberikan pelajaran yang mahal bagi kita. Mengapa?

 

Baca juga:

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here