Amalan Agar Anak Tumbuh Jadi Orang Sholeh Sholehah

699
Ilustrasi: Anak perempuan dan orangtuanya.

Jakarta, Muslim Obsession – Memiliki anak yang sholeh dan sholehah adalah impian orangtua. Namun nyatanya, tumbuh kembangnya anak tidak sesuai harapan orangtua, meski begitu ikhtiar menjadikan anak sholeh dan sholehah harus dilakukan

Karena memang Allah sudah menegaskan dalam Al-Qur’an bahwa Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sehingga kaum itu mengubahnya sendiri.

Untuk memiliki anak banyak dan shaleh semua, Mustasyar Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pringsewu, Lampung, KH Sujadi memberikan 3 ikhtiar yang bisa dilakukan orang tua.

Hal ini disampaikannya saat mengisahkan seorang sahabatnya yang baru-baru ini meninggal dunia dan memiliki anak banyak yang mayoritas merupakan hafidz dan hafidzah.

“Tirakati, fatihai, dan sangoni,” kata Pengasuh Pesantren Nurul Ulum Gemahripah Pagelaran ini pada Ngaji Tafsir Jalalain, Kamis (13/7/2023).

Tirakat yang dimaksudkannya adalah ikhtiar batin yang dilakukan oleh orang tua dengan melakukan sebuah amalan yang tujuannya sebagai doa agar memberi dampak positif pada putra-putrinya. tirakat ini biasanya dilakukan dengan berpuasa atau amalan lainnya yang dilakukan secara istiqamah.

Selain ditirakati, orang tua juga harus sering-sering mengirimkan fatihah kepada anaknya terlebih saat mereka sedang menuntut ilmu. Mengirim fatihah yang ditujukan untuk anak-anak agar menjadi pribadi yang shaleh dan sukses perlu dilakukan sebagai ikhtiar lahir batin.

Selanjutnya ikhtiar yang ketiga adalah disangoni yakni memberi nafkah halal untuk anak semasa dalam pertumbuhan dan pendidikannya. Nafkah ini seyogyanya dihasilkan dari pekerjaan yang halal walaupun pekerjaan yang tampak rendah di mata manusia.

Abah Sujadi, sapaan karibnya, kemudian memberi contoh sahabatnya yang memiliki anak sebanyak 9 orang dan 8 di antaranya adalah penghafal Al-Qur’an (hafidz/hafidzah).

Sahabatnya itu bernama Kiai Sutomo yang merupakan teman saat nyantri di Pesantren Al-Asy’ariyah Wonosobo, Jawa Tengah, asuhan KH Muntaha.

“Beliau hidup sangat sederhana dengan menjadi penjual tempe. Dulu beliau adalah santri yang membantu Mbah Muntaha di pesantren,” ungkapnya.

Almarhum Kiai Sutomo memiliki istri seorang hafidzah juga bernama Ibu Hasbiyatun dari Desa Sigedong Wonosobo. Hanya satu anaknya yang belum hafidz Al-Qur’an yakni si bungsu yang saat ini duduk di kelas 6 SD.

“Pedagang tempe yang sangat sederhana di dunia tapi istimewa di langit,” ungkapnya.

BAGIKAN

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here