Aku dan Sepotong Malam (6 Habis)

933
Ilustrasi. Foto Net.

Muslim Obsession – Mas Kris membawaku pada sebuah hotel berbintang, sempat terpikir kenapa aku tak dibawanya pulang ke rumah pribadinya yang katanya tiga tingkat kaya istana?

Ah, mungkin Mas Kris ingin aku bisa menikmati segala fasilitas kemewahan yang ada di Kota Jakarta.

“Mela, ini kunci kamar hotelnya, silakan bersenang-senang, ya,” wajah Mas Kris begitu sumringah, tawanya lebar, matanya berbinar. Aku menurut meski sedikit bertanya-tanya.

Sesampai di kamar hotel, sebuket bunga dan sebuah amplop coklat berisi penuh lembar rupiah tergeletak di tengah kasur empuk mahal itu, setelah dihitung pergepok uang, semua berjumlah delapan puluh juta! Apa maksud semua ini? selembar kertas kecil bertuliskan kata-kata yang membuat dadaku sesak.

“Melati, uang 80 juta itu untukmu, bersenang-senanglah dengan lelaki yang akan menemanimu malam ini.”

Aku baru sadar, Mas Kris telah menjualku pada lelaki hidung belang, aku ingin marah besar padanya, tanpa pikir panjang lagi segera menelponnya, handphone-nya tidak aktif, aku harus berkemas untuk pergi dari tempat itu, mendadak seseorang masuk kamar dengan mudahnya, orang tak dikenal, tubuhnya sedikit tambun, kulit putih kemerahan, mata sipit, sedikit botak, berjas dan berdasi panjang garis hitam putih, tampak parlente, tersenyum penuh rayu.

Aku ingin teriak, namun entah kenapa badanku terasa lemas tak ada tenaga, mataku berkunang-kunang, samar-samar terlintas wajah ibu dengan nasihat-nasihatnya, ingin rasanya aku berontak dan lari memeluk ibu dan sujud di kakinya, aku di sepotong malam ini, akan menjadi bunga yang layu, bunga yang yang penuh noda tak indah lagi.

TAMAT…

______________________________________

Cerpen Abay Kusnalia.

Guru SDIT Banten Islamic School, Kramatwatu Serang. Ia juga aktif di Forum Lingkar Pena (FLP) Banten.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here