Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-26)

III. Nabi Ya’qub dan Nabi Yusuf.

841
Ilustrasi pertemuan Nabi Yusuf dan ayahnya, Nabi Ya'qub.

Oleh: Agus Mualif Rohadi (Pemerhati Sejarah)

B. Nabi Yusuf di Mesir.

9. Mimpi masa kecil yang menjadi kenyataan.

Setelah semua persiapan pindah pemukiman selesai, rombongan Nabi Ya’qub dengan anak, mantu dan cucu mulai berangkat. Sebelum berangkat, mereka berpamitan kepada penduduk seluruh perkampungannya di Hebron yang diantar dengan upacara karena kepindahan mereka ke tempat yang jauh, membuat tidak diketahui kapan mereka akan menengok atau kembali ke kampung halamannya.

Perjalanan ini menjadi perjalanan bersejarah, dimana Israel dan anak cucunya harus meninggalkan tanah mereka, meninggalkan Baitul Maqdis, yang dijanjikan dan diberikan Allah kepada mereka.

Keluarga Nabi Ya’qub cukup besar. Jumlah anak, mantu dan cucu semuanya ikut pindah. Bila dihitung dari naman nama seluruh keluarga Nabi Ya’qub yang ada di Kitab Kejadian, maka saat itu jumlahnya telah menjadi 66 orang, dan menjadi 70 orang bila ditambah dengan Nabi Yusuf,istri dan dua orang anaknya.

Nabi Ya’qub memboyong keluarganya ke Mesir sekitar tahun 1881SM. Pada saat itu, tidak ada yang tersisa dari keluarga Nabi Ya’qub yang masih hidup yang tinggal di tanah Kanaan atau Baitul Maqdis. Bani Israel pertama kali berkembang di tanah Mesir. Rombongan ini berhenti sejenak di Beersheba, dimana Nabi Ya’qub kemudian menyembelih kurban sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-25)

Di malam hari, Nabi Ya’qub kemudian shalat dan memohonkan ampunan kepada Allah atas perbuatan anak-anaknya. Dalam kitab Kejadian, diinformasikan bahwa Allah menjawab doanya dengan menyatakan bahwa Allah akan menyertai perjalanannya dan akan menjadikan keturunannya menjadi bangsa yang besar di tanah Mesir.

Setelah tenaga pulih, kemudian rombongan ini melanjutkan perjalanannya. Akhirnya, mereka sampai di sekitar tanah Goshen di wilayah tepian delta sungai Nil dekat kota Avaris tidak jauh dari Memphis. Setelah beristirahat sejenak, Nabi Ya’qub mengutus Yehuda ke Memphi suntuk memberi tahu Nabi Yusuf bahwa bapaknya dan keluarganya telah sampai di Goshen. Nabi Yusuf kemudian membawa istri dan anak-anaknya yang diiringi pasukan pengawal pergi menjemput bapaknya.

Sampai di Goshen, ketika dari kejauhan sudah dilihat bapaknya, Nabi Yusuf lalu turun dari keretanya dan berlari menuju bapaknya dan kemudian berpelukan erat saling menangis gembira melepas rindu. Kepada bapaknya, Nabi Yusuf berkata: “Masuklah kamu ke negeri Mesir, Insya Allah dalam keadaan aman,” (QS. Yusuf ayat 99).

Dengan demkian Nabi Ya’qub telah mendapatkan kepastian dari penguasa Mesir bahwa dia bisa memasuki dan pindah ke negeri Mesir. Setelah beristirahat sejenak diperkemahan rombongan bapaknya, Nabi Yusuf kemudian mengajak Nabi Ya’qub, Lea dan sebelas saudaranya untuk masuk ke kota Memphis untuk menghadap ke Raja Mesir.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-24)

Sampai di Memphis, sebelum ke istana raja, Nabi yusuf mengajak bapak, ibu dan saudara-saudaranya beristirahat di istananyaterlebih dahulu. Kemudian didudukkannya bapaknya disinggasanya, demikian pula ibunya didudukkannya di singgasana istrinya. Namun tiba tiba Nabi Ya’qub turun diikuti istrinya lalu membungkukkan badan dalam dalam kepada Nabi Yusuf.

Perbuatan bapaknya ini kemudian diikuti oleh saudara-saudaranya. Melihat itu, Nabi Yusuf kemudian mengingatkan bapaknya atas mimpi masa kecilnya, dan mengatakan bahwa peristiwa ini adalah peristiwa dari takwil mimpinya dahulu kala yang Allah menjadikannya kenyataan (QS. Yusuf ayat 100), dan kemudian Nabi Yusuf mengucapkan syukur dan berdoa kepada Allah.

Setelah cukup beristirahat, kemudian diajaknya bapak, ibu dan saudara-saudaranya menghadap Raja Mesir. Ketika mereka sudah di hadapan Raja yang kemudian bertanya tentang pekerjaan saudara-saudara Yusuf, mereka menjawab bahwa mereka datang sebagai orang asing dari tanah Kana’an yang sekarang padang rumputnya telah kering semua sehingga tidak tersedia makan bagi ternak yang digembalakannya. Oleh karena itu mereka mohon dapat diberikan tempat di Goshen dengan pekerjaan sebagai gembala ternak kambing, domba, sapi dan onta.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-23)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here