Tiga Sahabat yang Masuk Islam di Bulan Safar

188

Jakarta, Muslim Obsession – Usai Muharam, umat Islam tengah memasuki bulan Safar, bulan kedua dalam kalender Hijriah. Menurut sejarah, ada sejumlah sahabat nabi yang masuk Islam pada bulan Safar ini.

Berdasat buku yang berjudul Mengenal Nama Bulan Dalam Kalender Hijriyah karangan Ida Fitri Shohibah, orang jahiliyah jaman dulu beranggapan bahwa Safar adalah bulan yang penuh kesialan.

Mereka menganggap bulan ini penuh kesialan sebab Allah SWT menurunkan kemarahan dan hukuman-Nya ke atas dunia. Banyak bencana terjadi di bulan ini apalagi pada hari Rabu di minggu terakhir.

Oleh karena itu, banyak yang mengaitkan bulan ini dengan kesialan sehingga melarang melakukan kegiatan-kegiatan tertentu di bulan Safar agar selamat.

Anggapan orang jahiliah bahwa Safar adalah bulan kesialan dibantah oleh Rasulullah SAW. Dalam salah satu hadits yang termuat dalam 200 Sual wa Jawab fi al-Aqidah al-Islamiyah karya Syekh Hafizh Hakami dan diterjemahkan As’ad Yasin, Nabi SAW bersabda,

لاَ عَدْوَى وَلاَ طِيْرَةً وَلَا هَامَّةَ وَلاَ صَفَرَ

Artinya: “Tidak ada penularan penyakit (tanpa izin Allah), tidak ada penentuan nasib dengan burung (dan sebagainya, thiyarah), tidak ada burung hantu (pembawa sial), dan tidak ada bulan Safar (pembawa na’as).” (HR Bukhari dan Muslim dari hadits Abu Hurairah)

Bulan Safar juga menyimpan sejumlah peristiwa penting. Salah satunya masuknya tiga pembesar Quraisy ke dalam Islam yang kemudian menjadi sahabat nabi.

Sahabat Nabi yang Masuk Islam Bulan Safar

Dalam Rijal haula Rasul karya Khalid Muhammad Khalid, sahabat nabi yang masuk Islam pada bulan Safar adalah Khalid bin Walid, Amr bin ‘Ash, dan Utsman bin Thalhah.

Diceritakan, pada suatu ketika Khalid bin Walid melakukan perjalanannya yang penuh berkah dari Makkah menuju Madinah untuk menemui Rasulullah SAW. Ia berharap bertemu Utsman bin Thalhah yang akan menemaninya dalam perjalanannya.

Setibanya di suatu tanah lapang, ia berjumpa dengan Amr bin ‘Ash. Mereka pun saling menyapa dan menceritakan tujuannya yang sama, yakni menemui Nabi SAW untuk menyatakan masuk Islam.

Hingga akhirnya mereka tiba di Madinah pada awal bulan Safar 8 H. Khalid pun berbaiat kepada Rasulullah SAW dan berkata, “Mohonkanlah ampun untukku atas segala yang telah aku lakukan untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah!”

Rasulullah SAW menjawab, “Sesungguhnya, keislaman itu menghapus segala yang terjadi sebelumnya.”

Khalid berkata, “Walaupun demikian (mintakanlah ampun untukku), wahai Rasulullah.”

Beliau kemudian berdoa, “Ya Allah, ampunilah Khalid bin Walid atas segala yang telah ia lakukan untuk menghalangi (orang) dari jalan-Mu”

Selanjutnya, majulah Amr bin ‘Ash dan Utsman bin Thalhah di hadapan Rasulullah SAW. Mereka menyatakan masuk Islam dan berbaiat kepada Rasulullah SAW.

Berikut sosok tiga sahabat nabi yang masuk Islam bulan Safar tersebut selengkapnya.

1. Khalid bin Walid

Dalam arsip detikHikmah, Khalid bin Walid lahir pada tahun 592 M. Ia merupakan anak dari pasangan Walid bin Mughirah dan Lababah ash-Shaghri binti al-Harits bin Harb. Ayahnya berasal dari bani Makhzhum, salah satu marga terkemuka di kalangan suku Quraisy.

Khalid bin Walid merupakan salah seorang pemimpin yang paling berkuasa di antara orang-orang Quraisy. Paman-pamannya juga tergolong sebagai kaum yang terpandang di Quraisy.

2. Amr bin ‘Ash

Amr bin ‘Ash adalah salah seorang tokoh dari kabilah Quraisy. Ia lahir di Makkah dengan nama Amr bin Al-Ash bin Wa’il as-Sahmi al-Quraisy, sebagaimana dikatakan dalam buku Seribu Warna Turkiye yang disusun oleh Turkish Spirits.

Sebelum masuk Islam, Amr bin ‘Ash meruupakan panglima dari kabilah Quraisy dalam memerangi kaum muslim. Setelah masuk Islam, ia menyesali perbuatannya itu.

Amr bin ‘Ash dikenal sebagai orang yang teguh memegang prinsip, sebagaimana dikatakan dalam Biografi Utsman bin Affan karya Ali Muhammad Ash-Shalabi. Ia meninggalkan Madinah ketika tidak mampu menolong Utsman bin Affan dan menangisinya dengan tersedu-sedu ketika Amirul Mukminin dibunuh. Sebab, Utsman bin Affan RA adalah sahabat dekatnya sekaligus penasihat teman-temannya ketika bermusyawarah.

3. Utsman bin Thalhah

Utsman bin Thalhah berasal dari kalangan Quraisy, keturunan bani Hajabi. Sahabat nabi yang masuk Islam pada bulan Safar ini dikenal sebagai sosok yang dermawan. Dalam Nisa’ Haula ar-Rasul karya Bassam Muhammad Hamami dikatakan, tidak ada seorang pun laki-laki Arab yang lebih mulia dan lebih dermawan daripada Utsman bin Thalhah.

Ibnu Qayyim al-Jauziyyah dalam kitab Zadul Ma’ad mengatakan, keluarga Utsman bin Thalhah menjadi orang yang memegang kunci Ka’bah. Dalam As-Sirah An-Nabawiyah diceritakan, pada suatu ketika Rasulullah SAW memanggil Utsman bin Thalhah, beliau bersabda,

“Ini kuncimu, wahai Utsman. Hari ini adalah hari (berbuat) kebajikan dan penunaian janji.”

BAGIKAN

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here