Tidak Disyariatkan, Beberapa Jenis Puasa ini Haram Dilakukan

570
Ilustrasi puasa

Muslim Obsession – Puasa memiliki nilai ibadah yang sangat luar biasa. Melakukan puasa dengan ikhlas dan sesuai syariat dapat menggugurkan dosa-dosa pelaku puasa dan menjauhkannya dari api neraka.

Namun demikian ada beberapa jenis puasa puasa yang tidak disyariatkan (ghair masyru’). Anggota Majelis Tabligh PP Muhammadiyah Syamsul Hidayat menyebutkan jenis puasa yang tidak disyariatkan itu antara lain Puasa Sepanjang Masa (Shaum ad-Dahr) dan Puasa dengan cara menyambung puasa dua hari atau lebih tanpa berbuka (wishal).

Selain itu, beberapa jenis puasa lainnya adalah Puasa pada hari Raya, Puasa pada hari Tasyriq (11, 12 dan 13 Dzulhijjah), Puasa Mendahului puasa Ramadhan sehari atau dua hari sebelumya, dan Puasa khusus pada hari Jumat (kecuali ada puasa sebelum atau sesudahnya).

BACA JUGA: Tanggal yang Baik untuk Puasa Rajab Menurut Gus Baha

Dosen Studi Islam UMS ini menyarankan agar menjalankan puasa yang memang telah disyariatkan melalui redaksi hadits-hadits Nabi Saw.

Menurutnya, tata cara pelaksanaan puasa sunah secara umum sama dengan pelaksanaan puasa wajib. Namun perbedaannya ialah diawali dengan niat ikhlas karena Allah Swt yang dimulai sebelum fajar atau sesudahnya sampai tengah hari selama belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa.

“Perbedaannya dengan puasa wajib ialah kalau puasa wajib harus sudah berniat puasa sebelum fajar, kalau puasa sunah niatnya bisa sebelum fajar sampai tengah hari atau Zhuhur dengan catatan belum melakukan perbuatan yang membatalkan puasa,” Syamsul Hidayat dalam kajian Tarjih yang diselenggarakan Masjid Kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Rabu (16/2/2022).

BACA JUGA: Begini Pandangan Muhammadiyah Terkait Puasa Khusus di Bulan Rajab

Syamsul menjelaskan, adapun puasa sunah yang masyru’ (disyariatkan) ialah Puasa Dawud, Puasa Hari Senin dan Kamis, Puasa di bulan Sya’ban, Puasa Tasu’a dan Asyura (Muharram), Puasa Enam Hari di bulan Syawwal, dan Puasa hari Arafah (10 Dzulhijjah).

Seseorang yang melaksanakan puasa, terangnya, akan mendapatkan keutamaan-keutamaan, seperti dapat menjadi perisai dari api neraka, Malaikat akan selalu bershalawat atas orang yang berpuasa, dan terhapusnya dosa-dosa.

“Perlu dicamkan bahwa puasa yang sungguh-sungguh bukan sekadar perbuatan fisik menahan lapar dan haus, melainkan didasarkan pada komitmen otentik yang kuat untuk meninggalkan segala perbuatan dosa dan maksiat, sekaligus menjadi pendorong untuk berbuat baik,” pungkasnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here