Begini Pandangan Muhammadiyah Terkait Puasa Khusus di Bulan Rajab

1168
Rajab (Foto: NU)

Muslim Obsession – Rajab termasuk salah satu asyhurul hurum atau empat bulan haram. Sebagai bulan yang dipandang cukup istimewa, sebagian masyarakat Islam di Indonesia melakukan ritus seperti puasa khusus, bahkan ada istilah Rebo Wekasan, yaitu puasa pada hari Rabu terakhir di bulan Rajab.

Namun, apakah amalan ini memiliki landasannya di dalam Al-Quran dan As-Sunah?
Fatwa Tarjih dalam buku Tanya Jawab Agama jilid II, dilansir muhammadiyah.or.id., Rabu (2/2/2022) ditegaskan bahwa anjuran memperbanyak puasa di bulan Rajab tidak ada dalil yang khusus.

Demikian pula dianjurkannya puasa tiga hari di bulan Rajab juga bukan anjuran khusus, tetapi termasuk anjuran umum melakukan puasa tiga hari di tengah bulan yang disebut Ayyamul Bidl. Sebagaimana diriwayatkan An Nasaiy yang disahihkan Ibnu Hibban.

Berkata Abu Dzar Al Ghiffary: “Rasulullah Saw. menyuruh kepada kita untuk melakukan puasa setiap bulan tiga hari putih (bulan bersinar cemerlang) yakni di hari tanggal 13, 14 dan 15, dan beliau bersabda, puasa (tiga hari pada tiap bulan) itu seperti puasa setahun.” (HR. An Nasaiy dan dishahihkan oleh Ibnu Hibban).

Sementara itu, hadis dari ‘Aisyah ra yang menjelaskan bahwa Rasulullah Saw merutinkan puasa tiga hari tiap bulan, dan beliau tidak menentukan tanggal berapa di bulan itu beliau melaksanakan puasa (HR. Ahmad, Muslim, Ibn Majah, dan yang lainnya).

Jadi, mau tanggal berapa pun melaksanakan puasa Ayyamul Bidh itu boleh. Yang jelas harus tiga kali dalam setiap bulan. Waktunya kapan saja, tidak ada ketentuan.

Dengan demikian, puasa sunnah yang dapat diamalkan di bulan Rajab sama dengan bulan lain pada umumnya, yaitu puasa Senin Kamis, puasa Dawud, dan puasa Ayyamul Bidh.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here