Serpihan Ditemukan, TNI Yakin KRI Nanggala Retak Bukan Meledak

574

Jakarta, Muslim Obsession – Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Yudo Margono menyatakan, pihaknya sangat yakin KRI Nanggala 402 diduga alami keretakan, bukan meledak. Hal ini didasarkan pada temuan dari serpihan-serpihan komponen yang diduga kuat akibat keretakan.

“Kemudian tadi ditanya terjadi serpihan, retakan, atau ledakan. Jadi bukan ledakan, karena sudah hancur semuanya. Tapi karena ini keretakan jadi secara bertahap di bagian tertentu ketika dia turun ini ada di fase-fase mulai dari kedalaman 300, 400, 500 meter,” kata Yudo saat jumpa pers di Bali, Sabtu (24/4).

Oleh karena itu, Yudo menilai, apabila KRI Nanggala mengalami ledakan suaranya akan terdengar ke sekitarnya, dan meninggalkan komponen-komponen yang berbeda. “Tapi kalau ledakan pasti terdengar seluruhnya, jadi bukan ledakan tapi lebih kepada keretakan,” terangnya.

Sebelumnya sejumlah serpihan komponen KRI Nanggala-402 ditemukan dalam upaya pencarian. Mulai dari bagian komponen torpedo hingga alas yang biasa digunakan awak kapal selam KRI Nanggala-402 salat.

“Ditemukan beberapa barang-barang terakhir (di lokasi) kapal menyelam yang diyakini bagian atau komponen kapal selam. Ini tidak akan terangkat ke luar apabila tidak terjadi tekanan,” ujar Yudo

Barang-barang ini dipastikan milik KRI Nanggala-402 setelah dilakukan pengecekan oleh ahli yakni mantan awak kapal selam pabrikan Jerman itu.

“Dari para ahli mantan ABK KRI Nanggala diyakini ini adalah barang-barang milik KRI Nanggala,” katanya.

Sebagaimana diketahui bahwa kapal selam KRI Nanggala-402 telah hilang kontak sejak Rabu (21/4) ketika hendak melakukan pengujian peluncuran torpedo di perairan utara Bali.

Oksigen Bisa Sampai 5 Hari

Pasokan oksigen di KRI Nanggala-402 bisa bertahan lebih lama dari 72 jam jika kelistrikannya tak padam.

Sementara itu, jika tidak ada kelistrikan persediaan oksigen hanya mampu bertahan 72 jam, atau sekitar tiga hari setelah dinyatakan hilang kontak.

“Saya sampaikan 72 jam ketika kapal black out. Tapi kalau tidak black out, kalau ada listrik, bisa sampai lima hari,” ujar Yudo.

Yudo tak mau berspekulasi lebih jauh terkait kondisi keadaan di dalam kapal selam KRI Nanggala-402. Menurut dia, tanda-tanda kelistrikan menyala di dalam kapal salah satunya terlihat dari lampu kapal.

“Kita tidak bisa libat apakah dia black out atau tidak. Soalnya pas masuk air lampunya masih nyala. Namun demikian kalau saat menyelam itu black out kemampuan hanya 72 jam. Tapi kalau listrik hidup bisa tahan 5 hari ” tandas dia. (Albar)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here