Pemuda Muhammadiyah Jalin Kerja Sama dengan 25 Negara untuk Peduli Bumi

908

Jakarta, Muslim Obsession – Bumi yang semakin panas mulai berdampak pada mencairnya lapisan es di wilayah Kutub. Hal ini dapat mengakibatkan pertambahan massa air di lautan termasuk wilayah Indonesia, sehingga tinggi muka air laut akan meningkat. Dampak dari peristiwa ini adalah banyak wilayah pantai yang mengalami kebanjiran, erosi, dan hilangnya daratan di pulau–pulau kecil, serta masuknya air laut ke wilayah air tawar.

Untuk menjawab hal tersebut, Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah dan Religion for Peace Asia And Pacifik Youth Interfaith Network (RfP-APYIN) menjalin kerja sama untuk menangkal dampak yang akan terjadi di Indonesia dengan menggelar Asia Pacifik Interfaith Youth Peace Camp yang akan diikuti oleh 60 peserta dari 25 Negara Asia dan Pasifik, dengan mengusung Tema “Raising Awareness on Climate Change: Gotong Royong for Our Earth”.

Menurut Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak, pengaruh perubahan iklim dapat memunculkan dampak bencana alam dan ancaman-ancaman bencana alam yang lebih serius dimasa akan datang bila manusia tidak memulai untuk menjaga kepedulian untuk menjaga bumi, dengan mengurangi aktivitas yang memberikan dampak pada meningkatnya efek gas rumah kaca.

“Bumi bukan warisan nenek moyang, namun bumi adalah hutan generasi hari ini kepada generasi yang akan datang yang harus dibayarkan dalam kondisi utuh bahkan harus lebih baik,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Muslim Obsession, Selasa (12/12/2017).

Selain itu, kata dia, saat ini bumi semakin panas yang disebabkan oleh pengaruh aktivitas manusia bumi yang penuh dengan praktik provokasi dan kebencian. Salah satu contohnya, pernyataan Donald Trump bahwa Yerusalem sebagai ibu kota Israel adalah bukti semakin panasnya bumi akibat tindakan lisan dan kebijakan yang ugal-ugalan.

“Konflik, terorisme dan stigmatisasi adalah bagian lain yang membuat bumi semakin panas dalam makna situasi hubungan politik dan kemanusiaan, seolah pintu dialog telah terkunci, dan bumi sedang menuju konflik panas dimasa yang akan datang. Panas dalam makna Perubahan iklim pun panas dalam makna politik dan hubungan antar peradaban,” katanya.

Melalui agenda ini Pemuda Muhammadiyah bersama RfP-APYIN ingin mendorong Internasionalisasi Pancasila melalui nilai-nilai Gotong Royong, atau dalam Islam disebut sebagai Ta’awun (saling tolong menolong) meski berbeda, karena kerusakan bumi akan berdampak terhadap semua, apapun agama dan sukunya.

“Melalui prinsip Gotong Royong, agaknya, dampak perubahan iklim dengan semakin panasnya dunia bisa kita kurangi dan hadapi bersama. Egoisme agama, suku, negara dilebur menjadi spirit kemanusian satu bumi dengan semangat Gotong Royong, untuk mencegah terjadinya kerusakan massal terhadap bumi dan peradaban kita yang disebabkan ulah egoisme dan kerakusan manusia yang abai dengan masa depan anak cucu,” pungkasnya. (Iqbal)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here