Orangtua Harus Batasi Penggunaan Gawai Pada Anak

803
Ilustrasi: Bermain Gawai. Foto Net.
Ilustrasi: Bermain Gawai. Foto Net.

Jakarta, Muslim Obsession – Terlalu lama terpapar gawai pada anak-anak bisa mengakibatkan gangguan mata dan candu.

Dampak lain yang tak kalah mengkhawatirkan adalah imitasi, yaitu upaya meniru hal-hal negatif dan bersifat kekerasan. Terlebih bagi anak-anak yang belum bisa membedakan dunia maya dan nyata.

Sekretaris Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) dokter Citra Fitri Agustina mengatakan, untuk itu orangtua harus membatasi anak menggunakan gawai.

“Orangtua harus bisa membatasi penggunaan gawai pada anak. Ketika mencegah anak untuk mengurangi penggunaan ponselnya, orangtua juga harus melakukan hal yang sama. Meskipun dengan alasan pekerjaan, orangtua jangan terlalu sering bermain gawai di depan anak,” kata Citra seperti dikutip dari NU, Kamis (14/11/2019).

Ia menambahkan, game perang misalnya, sangat tidak dibolehkan dimainkan oleh anak-anak yang di bawah usia 17 tahun.

“Anak-anak belum matang. Mereka masih berpikir semuanya sama. Karenanya kontrol orangtua sangat penting,” terangnya.

Citra menjelaskan, dalam game, misalnya, anak-anak menggemari beberapa penghargaan (reward) yang mereka dapatkan, seperti bintang, senjata baru, dan sebagainya. Kepuasan inilah yang kemudian membuat mereka semakin tertarik.

“Ketika hal ini sampai mengganggu aktivitas kesehariannya dan komunikasinya, sudah harus diambil tindakan,” papar dokter lulusan Universitas Indonesia ini.

Citra memberikan contoh, ketika anak sedang makan bersama keluarga, apabila anak masih tetap memainkan ponselnya, tidak justru bercengkrama dengan adik, kakak, ayah, atau ibunya, itu sudah menjadi tanda-tanda si anak kecanduan.

“Prinsipnya kalau tidak menggangu pekerjaan dan sosialisasi tidak masalah. Tapi kalau semuanya terganggu, berarti kejiwaannya sudah bermasalah,” paparnya.

Gejala-gejala lainnya, diakui Citra seperti mudah marah, tidak mampu mengurangi waktu menggunakan ponselnya meski memiliki PR atau tugas, hingga mudah berbohong. Jika hal demikian sudah terjadi, maka menurutnya, harus dilakukan beberapa treatment khusus.

“Bahkan gara-gara kecanduan gawai, bisa mengakibatkan gangguan jiwa pada anak, seperti belakangan ini sering kita dengar pemberitaan anak dan remaja yang dibawa ke rumah sakit untuk dikonsultasikan kondisi kejiwaannya,” pungkasnya. (Way)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here