Muslim Obsession – Jaringan restoran cepat saji raksasa Amerika ini menghadapi krisis besar setelah kampanye boikot diluncurkan pada Oktober 2023 oleh para pendukung Pro-Palestina.
Jaringan makanan cepat saji terkenal di dunia, McDonald’s di Mesir, mengalami penurunan penjualan sebesar 70% setelah terungkap bahwa McDonald’s Israel memberikan makanan gratis dan diskon besar kepada Pasukan Pertahanan Israel (IDF).
Pasukan Israel telah melancarkan berbagai serangan udara di Gaza yang merenggut lebih dari 2000 nyawa warga Palestina tak berdosa sejak Oktober 2023.
Perang yang mengerikan tersebut telah mengakibatkan ribuan orang terluka dan kehancuran besar di seluruh wilayah tersebut.
Berita perang tersebut memicu kemarahan dan kecaman dari penduduk Mesir yang menyatakan solidaritas mereka yang sebesar-besarnya terhadap saudara dan saudari Palestina mereka.
Pro Palestina, pengguna media sosial menyerukan boikot terhadap perusahaan-perusahaan yang mendukung Israel, dan McDonald adalah salah satunya.
Kampanye tersebut mengakibatkan penurunan jumlah pelanggan McDonald’s dengan sebagian besar cabang hampir kosong.
Beberapa waralaba McDonalds di berbagai negara mengeluarkan pernyataan yang menyatakan tidak mendukung Israel dan bahkan mengumumkan sumbangan bantuan kepada warga Palestina yang terkena dampak
Namun, upaya untuk meyakinkan para pemboikot sia-sia karena para pendukung Pro Palestina terus menekan perusahaan tersebut untuk memutuskan hubungan dengan McDonald’s Israel.
Kampanye ini tidak hanya terbatas pada satu negara tetapi menyebar ke negara-negara lain di kawasan termasuk Pakistan, Arab Saudi, Kuwait, Oman, dll.
McDonald’s di Mesir telah beroperasi sejak tahun 1994 dan telah menjadi salah satu jaringan makanan cepat saji paling populer dan menguntungkan di negara tersebut.
Kampanye boikot telah menimbulkan tantangan serius bagi jaringan makanan terbesar McDonald’s. Namun, perusahaan belum mengomentari dampak boikot terhadap bisnis atau rencana masa depan terkait pasar Mesir.
