MUI Tekankan Pentingnya Suasana Kondusif di Hari Pencoblosan

489

Jakarta, Muslim Obsession – Rakyat Indonesia akan melaksanakan hajatan besar, Rabu (14/2/2024). Lewat Pemilihan Umum, rakyat Indonesia akan menentukan wakil rakyat di legislatif sekaligus memilih calon presiden dan wakil presiden.

Wakil Ketua Komisi Infokom MUI (Majelis Ulama Indonesia), Gun Gun Heryanto mengatakan, rakyat Indonesia mesti bisa memberikan suasana yang kondusif di seluruh elemen. Apalagi dalam pesta demokrasi kali ini Indonesia memiliki tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden dengan elektabilitas yang baik.

“Di Pilpres kita punya tiga pasangan calon (paslon) yang masing-masing pasti punya timses, punya tim relawan. Kemudian juga di pemilu legislatif ada yang bertarung di daerah pemilihan, sehingga butuh yang disebut dengan suasana yang lebih sejuk jelang hari pencoblosan,” ujar Gun Gun, mengutip MUIDigital.

Selain itu, Gun Gun juga meminta kepada masyarakat untuk dapat berpikir secara rasionalitas dalam menentukan pemimpin negara ini.

“Sekarang saatnya pemilih untuk menentukan pilihan dengan perasaan dan pikirannya, dengan keyakinannya, dengan rasionalitasnya,” kata Gun Gun yang juga Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (UIN) Jakarta ini.

“Sehingga kemudian pada saat tanggal empat belas februari menjadi hari yang menentukan dan tidak ada paksaan, tidak ada intimidasi, tidak ada tekanan, baik secara verbal maupun non verbal, atas pilihan para pemilih,” kata dia menambahkan.

Lebih lanjut, Gun Gun juga mengatakan bahwa perkembangan politik jelang hari pencoblosan ini perlu diantisipasi oleh semua pihak. Karena dalam kontestasi ini menyangkut mereka yang berkinginan untuk menang, baik pada pemilihan presiden dan wakil presiden maupun dalam pemilihan legislatif.

Dalam kesempatan tersebut, Gun Gun juga bahwa dalam sebuah demokrasi tidak sekadar membutuhkan kontestasi belaka, akan tetapi hal lain yang jauh lebih penting adalah perlunya untuk memupuk daya tahan demokrasi dalam mewujudkan pemilu yang damai.

Menurutnya, hal ini dapat dicapai melalui kualitas sumber daya penyelenggara pemilu yang baik. Bagaimanapun, menurut dia, dalam demokrasi itu bukan hanya butuh kontestasi, melainkan juga persistensi atau daya tahan.

“Bagaimana memupuk daya tahan demokrasi? Salah satunya adalah mewujudkan satu mekanisme pemilu yang adil, jujur, langsung, bebas, rahasia dan kemudian dibutuhkan juga imparsialitas para penyelenggara pemilu sehingga kemudian mampu mewujudkan pemilu yang damai,” tandasnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here