Membahayakan Negara, Sri Mulyani: Jangan Pilih Pemimpin yang Emosional

1228
Menteri Keuangan, Sri Mulyani. (Foto: kagama)

Jakarta, Muslim Obsession – Menteri Keuangan Sri Mulyani mengingatkan kepada masyarakat agar tidak memilih pemimpin yang mudah emosional dan tak mau membaca data. Karena itu disebut bisa membahayakan negara.

Hal itu imbas pernyataan dari Prabowo Subianto yang menyebut banyaknya anggaran Kementerian Pertahanan yang tak disetujui oleh Kemenkeu pada saat debat Capres. Prabowo terlihat sangat emosional.

Adapun Sri Mulyani menyampaikan pernyataannya itu dalam Indonesia Data and Economic Conference Katadata 2023 di Hotel Kempinsky, Jakarta, Kamis (20/7). Video ini kini kembali viral di media sosial, dan menjadi sorotan.

Di momen tersebut, Sri Mulyani mengatakan negara yang mau membaca data, itu biasanya rasionalitasnya menjadi terlatih.

Selain itu, membaca data menurutnya bisa membuat emosi lebih bisa dikelola. Tak hanya negara, namun juga berlaku bagi pribadi seseorang.

Sebab, menurut Sri Mulyani orang yang tak bisa membaca data akan mudah terprovokasi sehingga akan mudah emosi.

“Orang yang tak bisa baca data mudah sekali diprovokasi. Dikasih sedikit, dikilik-kilik emosi. Mengilik emosi itu gampang banget. Entah itu sentimen suku, agama, ras, nasionalisme, ketidakadilan, itu very easy to provoke,” ujar Sri Mulyani.

Sri Mulyani juga berpesan untuk menggunakan data dalam memilih pemimpin. Menurutnya orang yang gampang emosi kerap memberikan keputusan yang salah.

Di video itu, Sri juga bercerita soal banyaknya negara yang mengalami kemunduran, hal disebabkan karena tidak pandai membaca data, dan salah mengambil keputusa, penuh dengan emosi.

Ia menyarankan, meski berbeda-beda pilihan, dirinya meminta agar para publik memilih secara rasional.

Diketahui sebelumnya, Prabowo Subianto sempat menyinggung Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani banyak tak menyetujui anggaran Kementerian Pertahanan (Kemhan).

Hal itu disampaikan oleh Prabowo dalam debat capres pada Minggu (7/1/2024) kemarin.

Prabowo mengatakan hal tersebut setelah disinggung Ganjar Pranowo soal target minimum essential force (MEF) Indonesia yang mengalami penurunan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here