Membaca Al-Quran, Ibadah untuk Taqarrub Ilallah

628

Oleh: Hj. Indra Gempita (Ketua Lembaga Taman Pendidikan Al-Quran Parmusi Pusat)

Allah Ta’ala berfirman, “Orang-orang yang telah Kami beri Al-Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya,” (QS. Al-Baqarah [2] :121).

Al-Quran adalah kitab Allah. Ia adalah tali Allah yang kuat. Ia adalah pengikat yang bijaksana dan jalan yang lurus. Ia adalah kitab yang tidak tercampur hawa nafsu, tidak susah diucapkan lisan, tidak membuat ulama merasa kenyang membacanya, tidak menciptakan banyaknya penolakan, dan keajaiban-keajaibannya tidak pernah putus.

Ia adalah kitab Allah yang tidak membuat jin mau berhenti mendengarnya, sampai mereka berkata, “Sesungguhnya kami mendengar Al-Quran yang menakjubkan, yang menunjukan kepada kebenaran.”

Siapa yang berkata dengannya ia benar, siapa yang mengamalkannya mendapat pahala, siapa yang menghukumi dengannya pasti adil, dan siapa yang mengajak kepadanya maka ia ditunjukkan ke jalan yang lurus.

Membaca Al-Quran adalah ibadah. Dengan ibadah itu seorang hamba mendekatkan diri kepada Allah.

Bahkan, membaca Al-Quran terhitung amal takarub kepada Allah yang agung, meskipun bukan yang paling agung. Membacanya di dalam shalat adalah ibadah. Dan membaca di luar shalat juga ibadah.

Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Dan ketahuilah bahwa madzhab yang shahih dan dipilih yang dipegang oleh para ulama bahwa membaca Al-Quran lebih utama dari membaca tasbih, tahlil, dan dzikir selain keduanya”.

Mengajarkannya ibadah. Mempelajarinya juga ibadah. Bahkan orang yang belajar membaca Al-Quran, memahaminya, dan menghafalkannya adalah tergolong seorang ahli ibadah kepada Allah dan termasuk golongan manusia paling baik. Begitu juga orang yang mengajarkan Al-Quran kepada manusia termasuk golongan manusia paling baik.

Rasulullah ﷺ bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya,” (HR. Bukhari dan Tirmidzi).

Dari Amru ibnul-Ash, ia berkata, “Siapa yang membaca Al-Quran, maka ia telah menurunkan kenabian di antara dua sisinya hanya saja ia tidak diberi wahyu.”

Abu Hurairah berkata, “Sesungguhnya rumah yang Al-Quran dibaca di dalamnya akan luas bagi penghuninya, banyak kebaikannya, dihadiri malaikat, dan setan-setan keluar darinya.”

Wallahu a’lam bish shawab.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here