Massifnya Penolakan UU Cipta Kerja di TikTok

713

Jakarta, Muslim Obsession – Pengamat media sosial dari Komunikonten, Hariqo Wibawa Satria mengatakan, jumlah pengguna TikTok di Indonesia mencapai 30.7 juta per 30 Juni 2020 (Statista). Penggunanya seringkali dianggap kurang melek situasi nasional, tapi lebih suka tayangan dance, komedi, lipsync, penampilan bebas, dll.

Namun dalam penolakan UU Cipta Kerja terjadi kejutan, anak TikTok yang selama ini dipersepsikan kurang peka situasi nasional, ternyata membuat banyak konten menarik untuk menolak UU Cipta Kerja. Mereka rupanya tidak banyak terpengaruh oleh para influencer yang mendukung UU Cipta Kerja.

“Selain memfasilitasi kreatifitas anak muda, media sosial juga memberi mereka kekuatan untuk berani menyampaikan pendapat. Dari media sosial, mereka belajar tampil di depan kamera, mengonsep konten, membuat caption hingga mendistribusikannya. Mereka bahkan terlatih menghadapi pujian, kritikan bahkan hinaan di kolom komentar,” jelas Hariqo Wibawa Satria, Jumat (9/10/2020).

Berikut jumlah tayangan yang menolak UU Cipta Kerja dari 10 tagar terpopuler di TikTok per 9 Oktober 2020, pukul 07.06 WIB:

#TolakOmnibusLaw = 1.3 Milyar tayangan
#GagalkanOmnibusLaw = 160.2 Juta tayangan
#BatalkanOmnibusLaw = 83.1 Juta tayangan
#TolakUUCiptaKerja = 37.4 Juta tayangan
#MenolakOmnibusLaw = 8.7 juta tayangan
#TolakOmnibusLawCiptaKerja = 7.1 Juta tayangan
#GagalkanOmnibusLawCiptaKerja = 7.1 Juta tayangan
#OmnibusLawSampah = 4.4 Juta tayangan
#BatalkanRUUCiptaKerja = 4.7 Juta tayangan
#TolakOmnibusLawCipker = 4.0 Juta tayangan

Sedangkan tagar lama yang masih RUU yaitu: #TolakRUUCiptaKerja = 734.3 juta tayangan.

Hariqo menambahkan, satu hal yang mungkin luput diamati oleh pembuat keputusan adalah diskusi dan pembahasan tentang Omnibus Law sudah banyak dilakukan oleh berbagai elemen masyarakat, dan melahirkan banyak penolakan, Sehingga begitu palu diketok, dengan cepat anak muda meresponnya dengan membuat konten penolakan di media sosial dan turun ke jalan.

“Dulu kita menduga ada gejala slactivism di Indonesia, yaitu anak muda Indonesia hanya bisa like, komen, share di media sosial tanpa ada keberanian turun ke jalan. Bahkan seorang Mantan Menteri Kelautan tiga hari lalu dengan becanda mengatakan “Mahasiswa Jangan cuma di rumah, hanya main Tik Tok saja”. Ternyata dugaan kita lumayan keliru, mahasiswa Indonesia juga berani membuat konten perubahan di lapangan,” jelas Hariqo.

Di sisi lain lanjut Hariqo, dirinya menduga ada peningkatan kesadaran masyarakat tentang bahaya oligarki. Salah satu inspirasinya adalah webinar KPK tentang oligarki pada 8 Juni 2020.

Webinar dengan durasi 3 jam, 22 menit, 46 detik itu telah ditonton oleh 5.4 juta orang di youtube. Narasumbernya Faisal Basri, Jeffrey Winters, Alexander Marwata, Zainal Arifin Mochtar, Najwa Shihab, Yuyuk Iskak dan moderator Febri Diansyah. “Saya belum pernah melihat webinar serius berdurasi 3.5 jam dengan penonton sebanyak itu,” tutupnya. (Albar)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here