Lima Pesan Sekjen MUI Sambut Ramadhan

497

Jakarta, Muslim Obsession – Kegiatan Tarhib Ramadhan merupakan salah satu cara untuk menyambut kehadiran bulan Ramadhan dengan penuh rasa syukur.

Sekretaris Jenderal MUI Buya Amirsyah Tambunan mengatakan, Tarhib berarti melapangkan sikap fisik dan mental untuk menyambut kehadiran Ramadhan oleh umat Islam dengan penuh suka cita.

Hal itu disampaikan Buya Amirsyah dalam acara Tarhib Ramadhan 1445 H yang digelar oleh Komisi Dakwah MUI di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Jumat (1/3/2024).

“Ramadhan merupakan bulan yang istimewa sehingga, sangat dinantikan oleh umat Islam di seluruh dunia. Oleh karena itu, ulama memberikan tempat yang mulia ketika Ramadhan tiba. Tujuannya, untuk mengajak umat agar dapat menjalankan kewajiban dan memenuhi kebutuhan untuk mendekatkan diri kepada Allah dalam bentuk keimanan dan ketaqwaan, hablum minannas dalam bentuk kesalehan sosial, dari kesalehan pribadi menuju kesalehan sosial,” ujarnya, mengutip MUI, Senin (4/3/2024).

Pada kesempatan tersebut, Buya Amirsyah memberikan lima pesan untuk umat menjelang bulan suci Ramadhan. Pertama, menyambut Ramadhan saling memaafkan dengan permohonan kepada Allah SWT.

‎اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلغنَا رَمَضَانَ

“Ya Allah, Ya Allah berkahilah kami di dalam bulan Rajab dan Syaban, dan sampaikanlah kami pada bulan Ramadan,” (HR. Ahmad).

Kedua, membaca doa saat melihat Hilal Ramadhan adalah momen penanda dimulainya bulan suci Ramadhan dianjurkan untuk membaca doa khusus yang berisi rasa syukur dan doa untuk kelancaran ibadah puasa.

Berikut doa dimaksud:

‎اللَّهُمَّ أَهِلَّهُ عَلَيْنَا بِالأَمْنِ وَالإِيمَانِ، وَالسَّلامَةِ وَالإِسْلَامِ، رَبِّي وَرَبُّكَ اللَّهُ هِلَالُ رُشْدٍ وَخَيْرٍ

“Ya Allah, perlihatkanlah hilal itu kepada kami dengan keamanan dan keimanan, keselamatan dan keislaman. Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah, hilal petunjuk dan kebaikan,” (Kitab Riyadhus Shalihin).

Ketiga, menyucikan niat menjelang Ramadhan untuk menyucikan niat dalam beribadah. Hal ini agar ibadah puasa di bulan Ramadhan dijalankan dengan ikhlas dan semata-mata karena Allah SWT.

Keempat, mempersiapkan kesehatan fisik dan mental yang merupakan modal penting untuk menjalankan ibadah puasa dengan menjaga pola makan yang halal dan baik (thoyib), berolahraga, dan istirahat yang cukup sehingga dapat menjalankan ibadah puasa dengan penuh makna.

Kelima, memperdalam Ilmu di bulan Ramadhan sebagai bulan pendidikan (tarbiyah) selama bulan Ramadhan agar dapat meningkatkan kualitas keilmuan melalui kurikulum kehidupan selama Ramadhan.

“Sehingga dapat mewujudkan kesalehan pribadi menuju kesalehan sosial. Ditengan banyaknya masalah sosial seperti kemiskinan, ketertinggalan dalam bidang ilmu pengetahuan,” ungkapnya.

Buya menjelaskan, bulan Ramadhan hadir untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam menghadapi persoalan bangsa.

“Oleh sebab itu, momentum Ramadhan harus mampu menyelesikan salah satu problem bangsa yakni merosotnya nilai-nilai kejujuran dan keadilan,” tutupnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here