Kisah Rasulullah Menjawab Celaan Orang Yahudi

1566
Ilustrasi: Gurun Pasir. (Foto: equus journeys)

Muslim Obsession – Alkisah, sekelompok laki-laki Yahudi datang menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Bukannya meminta petunjuk atau nasihat, mereka malah mencela beliau.

Orang-orang Yahudi itu mengatakan, “Assaamu ‘alaikum” yang artinya semoga kematian menimpa kalian.

Aisyah yang berada di dekat Rasulullah dan memahami maksud ucapan tersebut langsung menimpalinya. “Wa ‘alaikumussaam wal la’nah” yang artinya semoga kematian menimpa kalian dan juga laknat.

Baca juga:

Begini Cara Rasulullah Berobat dengan Al-Quran

Cara Menyayangi Istri yang Dicontohkan Rasulullah

Empat Kalimat Dzikir Istimewa dari Rasulullah

Melihat hal itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wahai Aisyah, sesungguhnya Allah menyukai kelembutan dalam segala hal”.

Aisyah kemudian bertanya, “Wahai Rasulullah, tidakkah engkau mendengar apa yang mereka ucapkan?”

“Aku sudah mengatakan ‘Wa’alaikum’ (dan juga bagi kalian),” jawab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Kisah ini terdapat dalam hadits yang diriwayatkan Bukhari dalam Kitab Al-Adab, Bab Ar-Rafiqu fil Amri Kullihi (6024) dan Muslim dalam Kitab As-Salam, Bab An-Nahyu ‘an Ibtidaai Ahlil Kitaabi bi Assalam (10-11).

Penjelasan tentang kelemahlembutan ini di dalam Kitab Al-Adab Al-Mufrad dikatakan bahwa Islam sangat mengutamakan sikap lemah lembut dan anjuran untuk berakhlak baik dan mencela sikap keras.

Seorang mukmin hendaknya membiasakan lisannya dengan adab-adab yang baik, tidak membiasakan dirinya dengan celaan-celaan.

Kelembutan sikap juga menjadi ciri kebaikan dalam diri seseorang karena adanya akhlak mulia yang menjadi karakternya. Dan inilah salah satu modal paling utama seorang mukmin untuk dicintai Allah dan masuk ke dalam surga-Nya kelak.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Dari Abu Darda’ dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda, ‘Barang siapa diberi bagian dari kelembutan maka ia diberi bagian dari kebaikan. Dan barang siapa yang tidak diberi bagian dari kelembutan maka ia tidak diberi bagian dari kebaikan. Yang paling berat dalam timbangan seorang mukmin pada Hari Kiamat adalah akhlak yang mulia. Dan sesungguhnya Allah marah kepada orang yang berbuat keji dan berbicara keji,” (HR. Ahmad dan At-Tirmidzy).

Wallahu A’lam. (Fath)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here