Kesempatan yang Hanya Sekali

873

Oleh: KH. Abdullah Gymnastiar (Pendakwah)

Saudaraku, pernahkah merasa kehilangan sebuah kesempatan yang tidak akan terulang lagi? Misalkan, saat umur 35 tahun saudara sangat berkeinginan mengabdi kepada pemerintah, yaitu menjadi seorang PNS. Kemudian dengan ijazah S1 mengikuti tes CPNS dalam batas akhir usia diperbolehkan.Tetapi, pada hari pelaksanaan tes itu saudara tiba-tiba diare berat, sehingga jumlah mondar-mandir ke toilet hampir sebanyak jumIah soal yang harus dijawab.

Padahal, menjadi PNS itu merupakan syarat mutlak yang diberikan oleh calon mertua untuk meminang anaknya. Kira-kira, bagaimanakah perasaan saudara ketika itu? Saudara pasti kecewa berat dan meriang. Tapi masih ada peluang lain, yaitu waktu tambahan bagi saudara untuk menambah pendidikan supaya nanti bisa mengikuti tes CPNS lagi.

Ketika kita merasa kehilangan sebuah kesempatan masih tetap ada peluang serupa yang bisa diikhtiarkan dan masih ada waktu. Kalau kita menerima dan semakin, mendekatkan diri kepada Allah, kegagalan dalam meraih apapun di dunia ini tidak akan terasa berat. Bahkan, kita tidak lagi bersemangat dalam mengejar kesempatan yang serupa. Bukan karena kapok, tetapi karena kita sudah tidak terlalu cinta lagi pada duniawi.

Nah, ada satu kesempatan yang hanya sekali dan takkan ada yang dapat diikhtiarkan atau peluang-peluang yang mirip |agi ketika sudah lewat, yaitu kesempatan hidup: kesempatan untuk bertobat, beribadah, beramal, bersedekah, berbuat baik, berakhlak mulia, serta mengharapkan pahala, surga, dan rida Allah Ta’ala.

Kalau kesempatan hidup ini disia-siakan, ketika dia sudah lewat atau kita meninggal, sudah tidak ada lagi kesempatan untuk mengulang. Tidak ada lagi peluang untuk memperbaiki diri, kecuali hadirnya petaka yang jauh lebih dahsyat, dan tidak bisa dibandingkan dengan meriang setahun. Di dunia saja petaka itu sudah dimulai, hanya saja sebagian dari kita tidak atau belum menyadari. Tidak adanya kesadaran untuk segera bertobat itu sendiri sudah merupakan petaka besar bagi kita.

Padahal, selain kesempatan hidup ini takkan terulang dia juga berbeda dengan kesempatan mengikuti tes CPNS. Tidak sama dalam hal jadwal, tempat dan pelaksanaannya.

Jadwal maut datang menjemput tidak dipajang di internet oleh pemerintah, tempatnya tidak diumumkan, dan tidak ada orang yang menjual buku maupun membuka kursus yang mengetahui cara meninggal.

Misalkan, tips meninggal dengan tenang di tempat tidur, yaitu tidak beraktivitas dan sepanjang waktu harus selalu berada di tempat tidur. Walaupun sanggup begitu, demi Allah, ini takkan menjamin. Bisa saja suatu saat tangan digigit kutu kasur, dan saking gatalnya pergi ke kamar mandi mencucinya, lalu terpeleset dengan kepala membentur toilet. Orang pun tidak jadi meninggal dengan tenang.

Seperti kejadian pesawat yang menabrak gunung atau tercebur ke laut. Semua yang meninggal di sana tidak ada yang tahu kalau hari, tempat, dan pesawat baru itu sebagai cara mereka meninggal. Mereka tidak membuat janji untuk berkumpul dan meninggal bersama di sana. Bahkan ada yang jauh-jauh Iahir di Rusia, lnggris, Amerika, Cina, dan lainnya juga mendatangi sendiri tempat kematiannya di Indonesia. Hanya Allah yang tahu. Sedangkan yang cara meninggalnya bukan melalui kecelakaan pesawat, ada beragam alasan untuk tidak jadi menaiki pesawat yang akan celaka.

Jadi, kapan, di mana, dan bagaimana cara saya dan saudara meninggal, kita tidak tahu dan tidak akan pernah mengetahuinya. Maka,jangan pernah sia-siakan kesempatan hidup ini setiap saat, maut bisa datang menjemput. kita bisa meninggal di mana saja dan dalam aktivitas apapun. Kesempatan hidup yang hanya sekali pun dapat dengan mudahnya ditutup, oleh Allah Zat Yang Maha Menghidupkan dan Maha Mematikan. Ketika kesempatan sudah ditutup, tidak ada lagi penyesalan setelahnya.

Mari kita persiapkan diri agar ketika ajal datang, kita dapat meninggal dengan karunia husnul khatimah.Berhati-hatilah selalu daIam menjalani kesempatan hidup yang hanya sekali ini. Teruslah memeriksa hati, Amal, ibadah, dan akhlak pun terus kita perbaiki dan tingkatkan. Kita optimalkan pula berikhtiar sehingga bisa lebih banyak bersedekah. Lalu,jangan Iupakan pula untuk memperbanyak berzikir.

Kita berharap semoga saat kesempatan itu habis, Allah Ta’ala meridai. Jangan ditunda-tunda. Kematian kita tidak seperti jadwal pelaksanaan tes CPNS yang dapat ditentukan oleh masing-masing instansi. Waktu, tempat dan cara kematian tiap-tiap kita merupakan rahasia dan sesuka Allah saja, Tugas kita adalah selalu bersiap setiap Saat.

“Jangan merasa aman dari ajal yang bisa datang kapan saja Sesungguhnya, ada tiga rahasia kematian, yaitu bahwa waktu, tempat dan caranya, hanya Dia Yang Mahatahu dan Mahakuasa untuk menentukannya.”

(Sumber: Buku Ikhtiar Meraih Ridha Allah Jilid 1)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here