Indonesia Peringkat Kedua Indeks Wisata Muslim 2018

2158
Pura Ulun Danu Bratan Temple in Bali, indonesia (Photo: Istimewa)

Jakarta, Muslim Obsession – Indonesia naik ke peringkat kedua Index Wisata Muslim versi Global Muslim Travel Index (GMTI) 2018 kategori negara Organisasi Kerjasama Islam (OKI).

“Skor indeks Malaysia adalah 80,6, diikuti oleh Uni Emirat Arab (UEA) dan Indonesia pada 72,8. Sedangkan Singapura, tujuan non-OKI tertinggi, mencetak skor 66.2. Taiwan dan Jepang terus meningkatkan peringkat keseluruhan mereka,” ungkap Safdar Khan, Presiden Mastercard Divisi Indonesia, Malaysia, dan Brunei, Rabu (11/4/2018).

Indonesia bersama dengan UEA, Turki dan Arab Saudi di peringkat keseluruhan melengkapi lima besar. Safdar mengakui Malaysia dan Singapura sebagai tujuan utama di pasar wisata Muslim global senilai US $ 220 miliar.

“Berdasarkan indeks kami, Indonesia terus memperkuat posisinya sebagai salah satu tujuan wisata halal. Sebagai hasil dukungan dari Kementerian Pariwisata Indonesia,” kata Safdar.

Ia menilai Kementerian Pariwisata Indonesia, melakukan pekerjaan luar biasa dalam meningkatkan lanskap pariwisata Indonesia, infrastruktur pariwisata, dan mempromosikan kampanye ‘Wonderful Indonesia’ di luar negeri.

GMTI 2018 mencakup 130 tujuan wisata dunia. Malaysia masih mempertahankan posisi teratas dalam peringkat tahunan. Sejumlah tujuan non-OKI di Asia naik peringkat tahun ini.

Menurut laporan GMTI 2018 hasil tersebut ialah upaya mereka untuk melayani dan menarik pasar wisata Muslim. Sementara itu, Singapura mempertahankan posisi teratas di antara pasar tujuan non-OKI, mengungguli Thailand dan Inggris.

Sementara Jepang dan Taiwan masuk ke lima besar untuk pertama kalinya sejak GMTI dirilis. Safdar menilai pasar wisata Muslim tumbuh dengan sangat cepat. Diperkirakan akan mencapai US $ 220 miliar pada 2020. Akan tumbuh lebih lanjut mencapai US $ 300 miliar pada 2026.

Pada tahun 2017, diperkirakan ada 131 juta kedatangan pengunjung Muslim secara global, naik dari 121 juta pada tahun 2016. Diperkirakan akan tumbuh menjadi 156 juta pengunjung pada tahun 2020, mewakili 10% dari segmen perjalanan.

“Banyak tujuan yang sudah sukses di seluruh dunia yang ingin mendiversifikasi basis pengunjung mereka untuk mempertahankan laju pertumbuhan wisatawan di pasar wisata yang semakin kompetitif saat ini,” ujar Safdar.

Segmen perjalanan Muslim yang berkembang pesat adalah peluang di depan mata. Tetapi, menurut Safdar, untuk mencapai keberhasilan, sangat penting memahami kebutuhan dan preferensi wisatawan Muslim. Serta bagaimana beradaptasi dan menyesuaikan produk dan layanan untuk mereka.

“Membuka potensi generasi penerus Muslim akan menjadi kunci, seperti yang dibahas dalam Laporan Wisata Milenium Muslim Mastercard Halal Trip 2017. Memperkirakan, Asosiasi Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) akan menyambut lebih dari 18 juta kedatangan pengunjung Muslim pada tahun 2020, mewakili hampir 15% dari kedatangan pengunjung ke wilayah tersebut,” terangnya.

CEO Crescent Rating dan Halal Trip, Fazal Bahardeen, mengaku mulai melihat dampak investasi dan komitmen tujuan wisata Muslim di seluruh dunia, yang menuai keuntungan signifikan.

Menurutnya, Asia adalah wilayah terkemuka di dunia yang paling menarik pengunjung Muslim, diikuti oleh Eropa. (Vina)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here