Dianggap Menyimpang, Ketua PBNU: Jamaah Aolia Harus Dicegah

580

Malang, Muslim Obsession – Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Keagamaan Ahmad Fahrur Rozi mengatakan aliran keagamaan yang dipraktikkan jemaah Masjid Aolia termasuk katagori menyimpang. Untuk itu, ia harap aliran ini bisa dicegah dan tak boleh terulang lagi.

Kegiatan jamaah Masjid Aolia di Desa Giriharjo, Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Yogyakarta, itu viral melalui media sosial setelah melaksanakan shalat Idul Firil 1445 Hijriah pada Jumat, 5 April kemarin.

“Dalih tokoh panutan mereka (yang mengaku) berbicara langsung dengan Allah SWT (subhanahu wa ta’ala) itu sungguh memprihatinkan, harus dicegah, dan tidak boleh terulang kembali. Itu mempermainkan agama (Islam) namanya,” kata Gus Fahrur, sapaan akrab Fahrur Rozi belum lama ini.

Fahrur berharap semua muslim, khususnya para tokoh agama, supaya beribadah sesuai ajaran agama Islam sesuai dengan tuntutan syariat yang berbasis ilmu dan akal-pikiran yang sehat. Sehingga, kata dia, tidak seorang pun boleh mempermainkan ajaran Islam dengan mengaku sudah berbicara langsung dengan Allah SWT.

“Tidak bisa seseorang secara asal-asalan mengaku sudah berkomunikasi dengan Gusti Allah. Pengakuan seenaknya ini tidak sah dan tidak boleh dijadikan dasar tuntunan beragama. Ini ajaran yang menyimpang,” ujar Fahrur, Pengasuh Pondok Pesantren An-Nur di wilayah Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur.

Fahrur mengimbau kepada seluruh muslim di Kecamatan Panggang untuk mempelajari agama dari para ulama yang kredibel dan dapat mempertanggungjawabkan ajarannya sesuai metode nalar syariat Islam yang sah serta telah diterima luas oleh masyarakat muslim.

“Tidak semestinya masyarakat gampang percaya pada siapa pun yang mengaku punya hubungan khusus dengan Gusti Allah tapi, tindakannya tanpa basis ilmu yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan syariat Islam,” ujar Fahrur.

Ketua Ikatan Gus-Gus Indonesia (IGGI) itu menekankan kepada masyarakat muslim Indonesia agar jangan gampang terkecoh oleh keanehan atau kesaktian individu yang dapat menghadirkan hal-hal ajaib sekalipun. Orang yang sakti, kata dia, bukan berarti mempunyai keistimewaan di hadapan Allah SWT karena tukang sulap dan tukang sihir juga bisa melakukannya.

“Hendaknya diwaspadai bahwa bangsa jin dan setan juga bisa datang kepada siapa pun dan mengaku-ngaku sebagai Gusti Allah atau malaikat untuk mengajak manusia kepada kesesatan. Dalam ajaran Islam, benar dan salah seseorang hanya boleh diukur dengan ketentuan-ketentuan syariat sesuai tuntunan al-Qur’an, hadis, serta qiyas dan ijma’ (kesepakatan) para ulama,” kata dia.

Seperti diketahui, beredar video viral berdurasi 56 detik yang menampilkan jemaah Masjid Aolia di Gunungkidul melaksanakan ritual Idul Fitri pada Jumat kemarin. Seorang pengurus Masjid Aolia mengaku menetapkan hari raya Idul Fitri 1445 Hijriah pada 5 April 2024 setelah ia menelepon langsung Allah SWT.

“Saya tidak pakai perhitungan, saya telepon langsung kepada Allah ta’ala. Ya, Allah kemarin tanggal 4 malam 4, ya Allah ini sudah 29, satu syawalnya kapan? Allah ta’ala ngendiko (bilang) tanggal limo (5 April),” ujar sang pengurus Masjid Aolia.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here