Cara Agar Shalat Khusyuk Seperti Diajarkan Imam Al-Ghazali

1162

Jakarta, Muslim Obsession – Meski sudah berulang kali melaksanakan shalat. Namun kadang kala terasa susah menjadikan shalat berkualitas. Artinya bisa melaksanakan shalat dengan khusyuk. Fokus hati dan pikirannya tertuju hanya kepada Allah SWT.

Walaupun shalat khusyuk itu susah, para ulama tetap menganjurkan kita agar selalu berusaha menjadikan setiap shalat kita khusyuk. Sebab shalat bukan hanya sekadar menggerakan tubuh, melafalkan bacaan, tetapi juga menghadirkan Allah dalam hati kita.

Lalu bagaimana agar kita senantiasa bisa melaksanakan shalat dengan khusyuk. Imam al-Ghazali dalam Ihya Ulumiddin menjelaskan sebagai berikut:

ولكن الضعيف لا بد وأن يتفرق به فكره وعلاجه قطع هذه الأسباب بأن يغض بصره أو يصلى في بيت مظلم أو لا يترك بين يديه ما يشغل حسه ويقرب من حائط عند صلاته حتى لا تتسع مسافة بصره ويحترز من الصلاة على الشوارع وفي المواضع المنقوشة المصنوعة وعلى الفرش المصبوغة

Akan tetapi, orang yang “lemah”, tentu (penglihatan dan pendengarannya) itu yang membuat pikirannya tidak fokus. Jalan keluarnya ialah melepaskan diri dari segala bentuk penyebab tidak fokusnya. Misalnya dengan cara menundukkan penglihatan, shalat di tempat gelap, menyingkirkan sesuatu di hadapan kita yang bisa menganggu pikiran, mengambil posisi shalat yang dekat dengan dinding agar jarak pandang terbatas. Ia perlu menghindari posisi shalat di tempat yang dekat dengan jalan, di tempat yang terdapat ukiran atau lukisan, dan di atas tikar yang dicelup (diwarnai).”

Langkah pertama yang harus dilakukan kata Imam Al-Ghazali ialah mengenali penyebab utama mengapa shalat tidak fokus. Menurut Imam Al-Ghazali, penglihatan dan pendengaran merupakan sumber utama godaan.

Segala sesuatu yang pernah dilihat dan didengar biasanya hadir secara tiba-tiba ketika mengerjakan shalat. Inilah yang membuat pikiran menjadi kacau-balau sehingga tidak fokus memaknai setiap bacaan yang dilafalkan ketika shalat.

Untuk mengatasi ini, perlu latihan khusus agar keduanya bisa dikendalikan. Di antaranya ialah menundukan pandangan atau memejamkan mata. Melalui cara ini, setidaknya penglihatan kita tidak terlalu luas dan liar di saat mengerjakan shalat.

Atau bisa juga dengan mengerjakan shalat di tempat yang gelap dan sepi. Lazimnya, beribadah di tempat yang gelap dan sepi lebih fokus ketimbang di tempat yang terang.

Posisi shalat juga berpengaruh terhadap kefokusan. Imam al-Ghazali menganjurkan para pemula yang sedang berlatih shalat dengan khusyuk agar shalat di dekat dinding. Sebab dinding bisa menjadi penghalang mata untuk tidak melihat ke berbagai penjuru.

Selain posisi, lokasi shalat juga mempengaruhi, shalat di tempat yang banyak ukiran, gambar, dan di atas sajadah yang memuat pelbagai corak warna bisa mengurangi kefokusan hati. Sebab itu, ruangan shalat perlu ditata sebaik mungkin agar dapat membantu konsentrasi. Wallahu a’lam.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here