Muslim Obsession – Direktur The Zone Of Interest, Jonathan Glazer, menggunakan platform Oscar untuk mengatasi krisis kemanusiaan di Gaza akibat konflik tersebut.
Rabat, sutradara Jonathan Glazer, merayakan momen kemenangan di Academy Awards ke-96 saat ia mendapatkan tepuk tangan dan sorak-sorai untuk filmnya “The Zone of Interest.”
Naskah berbahasa Jerman ini, yang dibuat di Polandia, berdasarkan novel Martin Amis, membuat Glazer mendapatkan Oscar untuk Film Fitur Internasional Terbaik, menandai kemenangan pertama bagi Inggris dalam kategori ini.
Film ini menggali kehidupan seorang komandan Nazi dan istrinya yang berjuang untuk menciptakan kehidupan ideal mereka di dekat kamp konsentrasi Auschwitz, dengan jelas menggambarkan kondisi tidak manusiawi yang dialami para tahanan.
Yang lebih menonjol adalah sikap berani Glazer dalam pidato penerimaannya, yang menjadikannya satu-satunya penerima bantuan yang mengatasi konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Gaza dan kesulitan yang dihadapi oleh warga Palestina di bawah pemerintahan Israel. Ucapannya, yang mendapat perhatian di media sosial, sangat bergema.
Ditemani oleh produsernya James Wilson di atas panggung, Glazer menekankan bahwa keputusan kreatif mereka bertujuan untuk mendidik penonton tentang kenyataan saat ini, menyoroti dampak buruk dari dehumanisasi.
Glazer dan Wilson, keduanya Yahudi, menolak membiarkan latar belakang mereka dan Holocaust disalahgunakan untuk mendukung pendudukan dan kekerasan yang sedang berlangsung di Gaza.
Keterusterangan Glazer memicu kontroversi, khususnya di kalangan pendukung operasi Pasukan Pendudukan Israel (IOF) di Gaza, di mana jumlah korban tewas di kalangan warga Palestina terus meningkat.
Sebaliknya, Majed Bamya, Wakil Pengamat Tetap Palestina di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), memuji sikap berani Glazer, dan mengakui kekuatan pidatonya.
Pendirian Glazer tidak berdiri sendiri; itu sejajar dengan dukungan yang disuarakan oleh selebriti lain di Academy Awards.
Penyanyi Billie Eilish dan aktor Mark Ruffalo, Ramy Youssef, dan Mahershala Ali antara lain menghiasi pin merah sebagai solidaritas terhadap seruan gencatan senjata di Gaza.
Tindakan kolektif mereka menggarisbawahi meningkatnya pengakuan dan advokasi dalam industri hiburan terhadap perdamaian dan keadilan di wilayah Palestina.
