Asal-Usul Hari Santri Nasional Ternyata Berkaitan dengan Peristiwa Berdarah

8528
KH Hasyim Asyari (Foto: NU Online)

Muslim Obsession – Tiga tahun silam, Keppres No 22/2015 tentang Hari Santri telah ditandatangani dan dibaca langsung oleh Presiden Joko Widodo.

Ternyata, penetapan tersebut merupakan bentuk penghargaan pemerintah terhadap peran para santri dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Menurut Presiden Jokowi, kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945 tidak lepas dari semangat jihad yang ditunjukkan oleh kaum santri.

Lalu mungkin kita akan bertanya-tanya, mengapa penetapan Hari Santri Nasional harus jatuh pada tanggal 22 Oktober? Mari kita buka catatan sejarah!

Ternyata tanggal tersebut memiliki kaitan langsung dengan peristiwa berdarah ketika bangsa Indonesia berjuang mempertahankan kemerdekaannya.

Peristiwa tersebut adalah deklarasi Resolusi Jihad yang dilakukan pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim Asy’ari di Surabaya pada tanggal 22 Oktober 1945.

Pada hari itu, KH Hasyim Asy’ari menyerukan kepada para santrinya untuk ikut berjuang untuk mencegah tentara Belanda kembali menguasai Indonesia melalui Netherlands Indies Civil Administration (NICA).

KH Hasyim Asy’ari menyerukan kepada santrinya bahwa perjuangan membela Tanah Air merupakan kewajiban bagi setiap Muslim.

“Membela tanah air dari penjajah hukumnya fardlu’ain atau wajib bagi setiap individu,” ujar KH Hasyim Asy’ari.

KH Hasyim Asy’ari, penyeru Resolusi Jihad 22 Oktober 1945 ialah cikal bakal Hari Santri Nasional. Seruan jihad yang dikobarkan oleh KH Hasyim Asy’ari ini membakar semangat para santri di kawasan Surabaya dan sekitarnya.

Mereka kemudian bergabung dengan tentara Indonesia untuk menyerang markas Brigade 49 Mahratta yang dipimpin Brigadir Jenderal Aulbertin Walter Sothern Mallaby.

Serangan ini rupanya terjadi selama tiga hari berturut-turut, yaitu dari tanggal 27 hingga 29 Oktober 1945.

Jenderal Mallaby pun tewas keesokan harinya pada 30 Oktober 1945. Saat itu mobil yang ditumpanginya terkena ledakan bom dari para pejuang Tanah Air di kawasan Jembatan Merah, Surabaya.

Kematian Mallaby pun menyulut pertempuran berdarah lainnya di kota Surabaya, yakni Pertempuran 10 November 1945.

Resolusi Jihad yang dideklarasikan KH Hasyim Asy’ari pada 22 Oktober 1945 ini seolah mengingatkan kita mengenai peranan santri dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Santri yang kerap dikenal berkutat seputar urusan agama, ternyata mau ikut berjuang bersama pejuang Tanah Air.

Oleh karenanya, tak salah apabila Presiden Jokowi kemudian memilih tanggal ini sebagai Hari Santri Nasional. Selamat Hari Santri Nasional, Bersama Santri Damailah Negeri. (Vina)

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here