Aktor Dakwah Harus Serukan Pemilu Rukun dan Damai

529
Ahmad Zayadi. (Foto: kemenag)

Jakarta, Muslim Obsession – Direktur Penerangan Agama Islam (Penasi), Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Ahmad Zayadi, mengimbau para aktor dakwah dan layanan keagamaan untuk mengajak umat dan jamaahnya agar tetap menjaga kerukunan dan kedamaian.

Imbauan itu diungkapkan Zayadi mengingat Pemilihan Umum akan digelar pada 14 Februari 2024.

“Kepada para Penyuh Agama Islam, dai-daiyah, anggota Majlis Dai Kebangsaan (MDK), dan Pokja Majlis Taklim untuk menjadi muharrik, menjadi penggerak simpul-simpul yang senantiasa menjaga kerukunan dan perdamaian menjelang pemilu,” kata Zayadi, Sabtu (10/2/2024), di Jakarta.

Menurutnya, imbauan tersebut memiliki tiga tujuan penting. Pertama, menjaga kondusivitas umat dan kesucian masjid dengan mencegah aktivitas politik praktis.

Kedua, mendorong para aktor dakwah termasuk pengelola masjid dan khatib untuk memedomani dan mensosialisasikan Surat Edaran Menteri Agama Nomor: SE.09 Tahun 2023 tentang Pedoman Ceramah Keagamaan.

Ketiga, menyampaikan pesan-pesan pemilu damai dan rukun, sekaligus mengutamakan kepentingan persaudaraan dan kerukunan nasional.

“Imbauan kami juga termasuk mendorong masyarakat terutama kalangan pemilih pemula untuk menggunakan hak pilihnya di Pemilu 2024,” jelasnya.

Ia menambahkan, para aktor dakwah dan layanan keagamaan di Indonesia selama ini mengambil peran penting terhadap sikap dan perilaku masyarakat, khususnya mengenai isu-isu sosial dan politik.

“Karena itu, kami mendorong para tokoh agama dan lembaga keagaamaan agar tidak terjebak pada narasi dan gerakan dakwah yang berpotensi memecah umat hanya karena perbedaan pilihan politik tertentu,” ujar Direktur Penais.

Selain itu, kata dia, materi ceramah yang disampaikan ke masyarakat sepatutnya bersifat mendidik, mencerahkan, dan konstruktif dengan tujuan meningkatkan keimanan, memperkuat hubungan antarumat beragama, serta menjaga keutuhan bangsa dan negara.

“Pemilu 2024 pada dasarnya bukanlah momentum menjaga jarak lebar dengan saudara-saudara yang berbeda selera politik, melainkan momentum penguatan demokrasi untuk memilih pemimpin dan wakil rakyat yang terbaik demi kepentingan bangsa dan negara,” ucapnya.

Zayadi berharap, para aktor dakwah tidak mudah terprovokasi dengan ujaran, data, dan informasi yang berkaitan dengan SARA dan hal-hal yang berbau sensitif.

“Dengan prinsip dan nilai moderasi beragama di tengah pesta demokrasi 2024, kami berharap para penceramah dan lembaga mitra Kementerian Agama dapat semakin bijak dalam menerapkan materi dan metode dakwahnya di masyarakat masing-masing,” harap Zayadi.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here