Advokat Katolik di Kudus Mantap Masuk Islam Usai Mimpi Ditemui Ayahnya

1154

Jakarta, Muslim Obsession – Hidayah Allah datang kepada siapa pun yang dikehendaki, tidak mengenal umur, jabatan atau pangkat. Uniknya setiap kali hidayah itu datang, biasanya datang dengan sesuatu yang tak disangka-sangka, seperti halnya yang dialami seorang advokat Yayasan Katolik.

Pria bernama Agustinus Prapto, sangat yakin dengan pilihan agama barunya sebagai seorang muslim. Ia telah mengucap dua kalimat syahadat, sebagai tanda bahwa ia telah menjadi seorang mualaf. Lalu bagaimana Prapto bisa masuk Islam? Dari mana hidayah itu datang.

Tak pernah disangka, Prapto menceritakan ia merasa yakin masuk Islam usai ditemui ayahnya dalam mimpi. Awalnya ia sempat ragu untuk masuk Islam. Namun mimpi itu selalu terjadi berulang kali. Sang ayah minta kepada anak untuk segera mengucapkan kalimat syahadat.

“Pesan itu juga pernah disampaikan secara langsung oleh papa sesaat sebelum meninggal dunia. Papa menginginkan keluarganya yang beragama Katolik segera syahadat dan masuk Islam,” ungkapnya Ahad (2/8/2020).

Menjadi seorang mualaf di keluarga Katolik tentu membuat Prapto dikucilkan. Ia bahkan harus rel diusir oleh Istrinya dan keesokan harinya dipecat dari pekerjaannya sebagai konsultan hukum Yayasan Katholik di Kabupaten Kudus ketika niatnya pindah keyakinan diketahui.

Melihat kenyataan ini Prapto tidak putus harapan. Ia justru semakin mantap dengan pilihannya, ia pun pergi ke rumah salah satu teman di Kota Semarang untuk mencari ustadz yang bisa membimbing dirinya masuk Islam.

Sabtu (1/8) kepada NU Online disampaikan bahwa Agustinus Prapto resmi masuk Islam dengan mengucapkan dua kalimat syahadat tepat hari Arofah, 9 Dzulhijjah 1441 H atau hari Kamis, 30 Juli 2020.

Prapto masuk Islam atas bimbingan KH Abdul Wahab seorang Pengasuh Pondok Pesantren Putri Modern Ni’matul Quran, Kelurahan Wates, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, Jawa Tengah.

“Saya datang ke sini mohon untuk dibimbing mengucapkan syahadat. Saya mau melaksanakan wasiat bapak saya, dengan cara masuk Islam,” ucap Prapto menyampaikan niatnya disaksikan para santri, ustadz dan mantan pengurus IPNU yang ada di pesantren tersebut.

Namun sebelum mengucapkan kalimat syahadat, Ustadz Wahab kembali menanyakan keyakinam hati Prapto. “Apakah anda sudah yakin dan mantap?”

Sebab kata Ustadz, dalam ajaran Islam tidak boleh ada paksaan dalam keyakinan memeluk agama. “Jika Anda yakin, mantap, dan tanpa ada pihak manapun yang memaksa anda masuk Islam, saya bersedia membimbing anda baca syahadat,” lanjutnya.

Menjawab pertanyaan tersebut, Prapto dengan tegas menjawab sudah mantap bersyahadat dan menyatakan dengan sebenarnya bahwa tidak ada paksaan dari pihak manapun yang memaksa dirinya menjadi muslim.

“Tidak ada paksaan dari pihak manapun pak, bahkan saya rela diusir dari keluarga dan dikeluarkan dari tempat kerja saya, asalkan saya dibimbing untuk masuk Islam,” ringkasnya.

Usai membimbing Prapto bersyahadat, Ustadz Abdul Wahab memberikan sedikit wejangan, hidayah Allah memang tidak bisa kita cari. Ia akan hadir dengan sendirinya sesuai kehendak Allah.

“Semoga pak Prapto bisa istiqamah menjalankan syariat agama Islam dan menjadi muslim yang shalih, bertakwa, dan menjadi teladan bagi keluarga pak Prapto,” doa Pengasuh Pondok Pesantren Putri Modern Ni’matul Qur’an, Ustadz H. Abdul Wahab. (Albar)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here