Tiga Bekal yang Harus Dibawa Saat Bertemu dengan Allah

1585

Jakarta, Muslim Obsession – Setiap orang yang bertakwa pasti sangat menginginkan bisa kenal dan dekat dengan Allah SWT. Bisa saling mencintai, bahkan bisa bertemu dengan-Nya. Namun sayangnya untuk bisa dicintai Allah dan bertemu dengan-Nya tak semudah kita ketemu orang. Harus ada bekal yang kita bawa.

Apa bekal yang harus kita bawa untuk bisa bertemu dengan Allah? Dr. Fahruddin Faiz dosen filsafat dan tasawuf Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Yogyakarta mengungkapkan, ada tiga bekal yang harus kita bawa jika ingin bertemu dengan Allah.

Penjelasan soal itu terdapat dalam kitab Rihayah li Hukukilah karya, Imam Haris Al-Muhasibi. Pertama untuk berhadapan dengan Allah itu senjatanya ada tiga. Senjata pertama yakni, taubat. Kedua khauf dan raja. Ketiga, muroqobah. Pokoknya begitu merasa ada dihadapan Allah, merasa kehadiran Allah, tiga hal itu yang harus dihidupkan.

“Kita bertaubat mohon ampun atas segala dosa kita. Kita hidupkan lagi rasa takut, yakni khauf dan raja. Kita takut akan kesalahan kita, sambil berharap akan rahmatNya dan anugrahNya,” ujar Fahruddin seperti dikutip Muslim Obsession di akun youtobe, Radio Rohani, Jumat (26/4/2020).

Baca Juga: 6 Penyebab Kita Gagal Kenal dengan Allah

Sedangkan muroqobah itu adalah selalu merasakan kedekatan, selalu merasakan kehadiran Allah. Lalu apa ciri muroqobah kita sukses? Imam Haris Al-Muhasibi menyebut ada tiga hal. Pertama adalah malu kepada Allah. Kedua selalu mengagungkanNya dan ketiga adalah selalu mengutamakanNya.

“Kalau dalam diri kita selalu merasakan Allah itu hadir dan dekat. Yang pertama pasti ada rasa malu. Malu itu kalau kita ingin melakukan yang aneh-aneh yang jelek-jelek itu rasanya kita malu. Jadi Allah itu hadir,” tutur Fahruddin.

“Mungkin kamu sedang berkaca sendirian di rumah, terus mandi nyanyi-nyanyi di depan kaca. Wah terus ngrasa ak malu diliat Alllah. Nah! Itu contoh gampang dari rasa malu,” jelasnya.

Baca juga: 5 Watak Sejati Manusia! Apa Saja?

Fahruddin menjelaskan, mau melakukan apapun kalau diiringi dengan kesadaran bahwa Allah hadir karena muroqobahnya sukses, maka biasanya orang itu akan terjaga dari sesuatu perbuatan yang jelek. Sebab dia sendiri merasa malu melakukan perbuatan jelek karena Allah selalu mengawasinya.

Sedangkan mengagungkanNya berarti yakin, dan selalu memberikan pujian kepada Allah, bahwa Allah Maha Kuasa, yang menguasai segala sesuatu. Lalu ketiga mengutamakanNya. Ini berarti ketika mengetahui perbuatan yang dilakukan itu Allah tidak suka, tidak ridho maka harus meninggalkan.

“Menguatamakan Allah, di atas kepentingan lain. Wong kalau kita ketahuan berbuat jelek sama manusia saja kita malunya luar biasa. Apalagi kalau ketahuan sama Allah. Harusnya kita begitu merasa malu,” tutur Fahruddin.

Baca juga: Syekh Siti Jenar: Jangan Suka Mencuri Shalat

Fahruddin menyebut Rasulullah pernah bersabda ciri dari dosa sederhananya adalah ketika kamu malu ketahuan sama orang maka bisa jadi itu dosa. “Jadi kuncinya itu, ketika kita ingin bertemu dengan Allah, hati harus bersih, dengan cara bertaubat, selalu merasa takut, dan muroqobah,” jelasnya. (Albar)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here