Waktu yang Disia-Siakan

328

Oleh: Adhes Satria (Pegiat Sosial)
Ketika sehat, kita menyia-nyiakan waktu untuk ibadah. Ketika sakit dan sulit untuk bergerak baru menyadari, kenapa dulu ketika sehat, tidak memperbanyak amal ibadah. Penyesalan datang kemudian.

Ketika masih muda dan gagah, kita menyia-nyiakan waktu untuk ibadah. Ketika sudah tua renta, baru menyadari, kenapa saat muda dulu tidak banyak berbuat kebaikan. Penyesalan datang belakangan.

Ketika masih berjaya, sibuk dan tidak punya waktu untuk ibadah dan melakukan hal yang bermanfaat. Ketika sudah pensiun baru ingin ibadah dan menjalani spritualitas. Kenapa harus menunggu pensiun. Penyesalan datang di detik-detik terakhir.

Ketika masih hidup enggan shalat dan ibadah yang sunnah. Ketika sudah mati dan masuk ke alam kubur, malah ingin dikembalikan ke dunia, agar bisa memperbanyak ibadah dan pahala. Tapi sudah terlambat. Karena ketika ajal telah datang, semua amal terputus. Penyesalan tak lagi berguna.

Mumpung diberi usia, mumpung masih muda, mumpung gagah dan lincah bergerak, mumpung sehat, mumpung diberi kesempatan, mumpung masih bernafas, jangan sia-siakan waktu yang sebentar dan tersisa untuk bertobat, memperbaiki diri dan banyak ibadah. Agar tak datang penyesalan di kemudian hari.

Waktu akan cepat bergulir. Tahu-tahu sudah udzur, tahu-tahu anak-anak sudah tumbuh dewasa, tahu-tahu sudah punya cucu. Tahu-tahu rambut sudah memutih. Tahu-tahu kulit sudah keriput. Tahu-tahu sudah pikun dan tak mampu bergerak. Tahu-tahu ajal datang menjemput.

Jangan pernah sia siakan waktu, sebelum datang air mata penyesalan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here