Tamu adalah Penggerus Dosa


مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ اْلأخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ. (رواه البخارى و مسلم)
“Siapa yang beriman pada Allaah dan Hari Akhirat, hendaknya ia memuliakan tamu tamunya,” (Hadits Sahih Riwayah Al-Imam Al-Bukhari dan Muslim). 3- Memuliakan tamu juga dicontohkan oleh Nabi Ibrahim AS meskipun tamu yang belum dikenal. True Story, kisah nyata ini, tercantum dalam Al-Quran Surah Adz-Dzaariyaat ayat 24-30:هَلْ أَتٰكَ حَدِيْثُ ضَيْفِ إِبْرٰهِيْمَ الْمُكْرَمِيْنَ ۘ (٢٤) إِذْ دَخَلُوْا عَلَيْهِ فَقَالُوْا سَلٰمًا ۗ قَالَ سَلٰمٌ ۚ قَوْمٌ مُّنْكَرُوْنَ (٢٥) فَرَاغَ إِلٰى أَهْلِهٖ فَجَاءَ بِعِجْلٍ سَمِيْنٍ ۙ (٢٦) فَقَرَّبَهٗ إِلَيْهِمْ ۚ قَالَ أَلَا تَأْكُلُوْنَ (٢٧) فَأَوْجَسَ مِنْهُمْ خِيْفَةً ۗ قَالُوْا لَا تَخَفْ ۗ وَبَشَّرُوْهُ بِغُلٰمٍ عَلِيْمٍ (٢٨) فَأَقْبَلَتِ امْرَأَتُهٗ فِيْ صَرَّةٍ فَصَكَّتْ وَجْهَهَا وَقَالَتْ عَجُوْزٌ عَقِيْمٌ (٢٩) قَالُوْا كَذٰلِكِۙ قَالَ رَبُّكِ ۗ إِنَّهٗ هُوَ الْحَكِيْمُ الْعَلِيْمُ (٣٠)
"Sudahkah sampai kepadamu Muhammad, kisah tamu Ibrahim yang dimuliakannya? Ingatlah ketika mereka masuk ketempatnya lalu mengucapkan: Salaaman (salam). Ibrahim menjawab: "Salaamun (salam)" padahal tamu tamu itu belum dikenalnya. BACA JUGA: Saat Menghadapi Masalah, Baca Dzikir dan Doa Ini Maka diam-diam Ibrahim pergi menemui keluarganya, kemudian dibawanya hidangan daging anak sapi gemuk yang telah dipanggang. Lalu dihidangkannya kepada mereka. Meskipun mereka tidak mau makan. Ibrahim berkata: "Mengapa tidak kamu makan?". Maka Ibrahim merasa takut terhadap mereka. Mereka berkata;"Janganlah kamu takut," dan memberi kabar gembira kepadanya dengan kelahiran seorang anak yang alim yang kelak bernama Ishak. Kemudian Isterinya datang sedikit berteriak tercengang lalu menepuk wajahnya sendiri seraya berkata: "Aku ini seorang perempuan tua yang mandul." Mereka berkata: "Demikianlah Tuhanmu Berfirman;"Sungguh, Dialah Yang Maha Bijaksana Lagi Maha Mengetahui”," (QS Ad Zaariyaat, surah ke-51, ayat 24-30, halaman 521). BACA JUGA: Kondisi Kita Sedang Tidak Baik-Baik SajaPOINTERS: 1- Inilah hikmah memuliakan tamu dan tidak berkeluh kesah karena kedatangan tamu. Tidak cemberut. 2- Rumah yang banyak dikunjungi tamu adalah rumah yang dicintai Allaah. Sungguh bahagia rumah yang selalu terbuka untuk tamu, terutama anak-anak yatim dan tak berpunya. Rumah inilah yang selalu dinaungi rahmat, keberkahan dan perlindungan Allaah SWT. 3- Rasuulullaah ﷺ bersabda: “Jika Allaah Menginginkan kebaikan terhadap satu keluarga, maka Allah akan memberikan hadiah kepada mereka". Para Sahabat bertanya: “Hadiah apakah itu, yaa Rasuulullaah? Rasuulullaah bersabda: “Tamu yang datang berkunjung akan menyebabkan turunnya rezeki untuk pemilik rumah dan menghapus dosa-dosa penghuni nya". Kemudian Rasuulullaah ﷺ bersabda: “Rumah yang tidak dimasuki tamu, Malaikat Rahmat tidak akan masuk ke dalamnya.” BACA JUGA: Jangan Sepelekan yang Sunnah 4- Selanjutnya Rasuulullaah ﷺ bersabda: “Tamu adalah penunjuk jalan menuju Surga.” 5- Rasuulullaah ﷺ bersabda: "Siapa yang beriman pada Allaah dan Hari Akhirat, maka hendaklah dia memuliakan Tamunya.” 6- Jangan pernah bosan menerima tamu di rumah, karena tamu adalah utusan Allaah untuk mencurahkan rahmat-Nya kepada rumah dan keluarga penghuninya. Senyumlah dan jangan pernah cemberut pada tamu. 7- Jika ada perasaan enggan, bosan dan apalagi menggerutu jika kedatangan tamu di rumah, ini adalah pertanda Iblis dan Setan sudah menghuni rumah tersebut bersama keluarga penghuninya. 8- Disunnahkan mengucapkan "selamat datang" kepada para tamu. Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas RA: Tatkala Abi Qais sebagai utusan datang kepada Rasuulullaah ﷺ, Rasuulullaah bersabda:مَرْحَبًا بِالْوَفْدِ الَّذِينَ جَاءُوا غَيْرَ خَزَايَا وَلاَ نَدَامَى
“Selamat datang para utusan yang datang terhormat, tanpa merasa diabaikan dan menyesal,” (Hadits Sahih Riwayah Al-Imam Al-Bukhari). BACA JUGA: Jangan Langsung Ditinggal Pergi, Bertafakurlah Sejenak 9- Wajib memuliakan tamu dan menyediakan hidangan yang terbaik namun sesuaikan dengan kemampuan, jangan memaksakan diri. Allaah SWT berfirman, mengisahkan Nabi Ibrahim AS bersama tamu-tamunya:فَرَاغَ إِلىَ أَهْلِهِ فَجَاءَ بِعِجْلٍ سَمِيْنٍ . فَقَرَّبَهُ إِلَيْهِمْ قَالَ آلاَ تَأْكُلُوْنَ. الذاريات ٢٦-٢٧
“Dan Ibrahim datang pada keluarganya dengan membawa daging anak sapi gemuk kemudian ia mendekatkan makanan tersebut kepada para tamu nya, sambil berkata: ‘Tidakkah kalian makan?'” (QS Adz-Dzaariyaat, ayat 26-27) Dalam penyajiannya tidak bermaksud untuk bermegah-megah dan berbangga-bangga, tetapi bermaksud untuk mencontoh Rasuulullaah ﷺ dan para Nabi sebelum nya;seperti Nabi Ibrahim AS. Sehingga Nabi Ibrahim AS diberi gelar “Abu Dhiifan” (Bapaknya para tamu) karena betapa mulianya beliau dalam menjamu tamu. 10- Usahakan mendahulukan melayani tamu yang berada di sebelah kanan daripada yang sebelah kiri. Hal ini dilakukan apabila para tamu duduk dengan tertib. Penutup, mari kita berdoa: “Yaa Allaah, anugerahkan kami jiwa dan hati yang selalu bahagia menerima dan menjamu tamu. Yaa Allaah bimbing kami untuk selalu eling mengingat Mu, bersyukur dan beribadah dengan sebaik-baiknya hanya kepada Mu yaa Allaah”.اللهم اعنا على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك
Dapatkan update muslimobsession.com melalui whatsapp dengan mengikuti channel kami di Obsession Media Group