Kemesraan Janganlah Cepat Berlalu

Kemesraan Janganlah Cepat Berlalu
Oleh: A. Hamid Husain (Alumni Pondok Modern Gontor, King Abdul Aziz University, Ummul Qura University, dan Pembina Alhusniyah Islamic School) Semua mendambakan husnul khatimah bukan suu-ul khatimah (حسن الخاتمة ليست سوء الخاتمة). Husnul Khaatimah, artinya "menyelesaikan kehidupan dengan baik dan berakhir dengan indah dalam ridha Allah SWT". Salah satu cara untuk mendapatkan Husnul Khaatimah, adalah kehidupan rumah tangga yang penuh curahan "SAMARASA": Sakiinah, Mawaddah, Rahmah, dan Sa'aadah. Dengan kata lain, yaitu rumah tangga yang damai, penuh kemesraan, terutama antara pasangan suami-istri. Di kala muda, baru menikah, biasanya pasangan suami-istri, penuh keceriaan, canda dan kemesraan. BACA JUGA: Memilih Berbuat Dosa Besar Demi Kebencian Namun, sejalan dengan perjalanan waktu, di saat mana fisik mulai melemah, sering lelah, income menipis, beban hidup bertambah dan hati yang mudah tersinggung, di saat inilah perlu tekad dan kemauan kuat untuk meningkatkan "KEMESRAAN" suami-istri. Saat inilah dibutuhkan senyuman dan tenggang rasa tingkat TINGGI agar kehidupan rumah tangga menjadi wadah ibadah dan amal shalih yang di akhiri dengan Husnul Khaatimah. Sungguh sangat miris, amat menyedihkan, jika di usia lanjut, justru kehidupan suami-istri tambah tidak harmoni, penuh dengan perselisihan dan keributan. Keseharian suami-istri diwarnai dengan cemberut, ketegangan, pertengkaran dan saling menyalahkan, maka rumah tangga akan menjadi wadah pengumpul dosa dan kemungkaran yang berujung pada Suu ul Khaatimah, karena telah melanggar "Miitsaaqan Ghaliidzaa=Perjanjian Kuat" yang diucapkan saat menikah. Na'uudzu Billaahi Min Dzaalik. BACA JUGA: Tiada Hari Tanpa Qul HuTRUE STORIES: Rasulullah ﷺ adalah tipe suami yang sangat romantis pada Istri. Mari kita lihat kemesraan rumah tangga Rasulullah ﷺ, antara lain: 1- Bentuk kemesraan Rasulullah ﷺ, beliau menempelkan mulut pada bekas makanan dan minuman istrinya, Sayyidah Aisyah RA. Hal ini diungkapkan sendiri oleh Sayyidah Aisyah RA:

إن كان رسول الله صلى الله عليه وسلم ليؤتى بالإناء فأشرب منه وأنا حائض ثم يأخذه فيضع فاه على موضع في وان كنت لآخذ العرق فآكل منه ثم يأخذه فيضع فاه على موضع في. رواه احمد

“Jika Rasulullah ﷺ dihidangkan segelas air minum, kemudian aku minum dari gelas itu sedangkan aku dalam keadaan haid. Dan Rasulullah ﷺ mengambil gelas itu dan meletakkan bibirnya di bekas tempat minumku. Atau terkadang aku mengambil tulang yang ada sedikit dagingnya, kemudian memakan bagian darinya, lalu Rasulullah ﷺ mengambilnya dan meletakkan bibirnya di bekas bibirku,” (Hadits Sahih Riwayah Al-Imam Ahmad 24373). BACA JUGA: Kesabaran dan Ketekunanlah yang Menyelamatkan 2- Kecupan mesra kepada istri. Sayyidah Aisyah RA, istri Rasulullah ﷺ menuturkan:

إن النبي صلى الله عليه وسلم كان إذا قبل بعض نسائه مص لسانها

“Sungguh, Rasulullah ﷺ ketika mencium istrinya, beliau mencium pipi dekat bibirnya,” (Hadits Sahih Riwayah Maqdisi dalam Kitab Dzaakhiratul Huffaazh nomor 1568). 3- Tidur di pangkuan istri. Sayyidah Aisyah RA menuturkan:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَضَعُ رَأْسَهُ فِي حِجْرِي فَيَقْرَأُ وَأَنَا حَائِضٌ

“Pernah Rasulullah ﷺ meletakkan kepalanya di pangkuanku sambil membaca Al-Qurán, meski aku sedang dalam keadaan haid,” (Hadits Sahih Riwayah Al Iman Abu Dawud 227, Al-Bukhari 288, Muslim 454, Ahmad 24442, dan Ibnu Majah 626). BACA JUGA: Jodoh di Tangan Allah 4- Membelai istri. Sahabat Urwah Bin Zubair RA bahwa Sayyidah Aisyah RA menuturkan:

كان يوم - أو قالت قل يوم - إلا كان رسول الله -صلى الله عليه وسلم- يدخل على نسائه فيدنو من كل امرأة منهن فى مجلسه فيقبل ويمس من غير مسيس ولا مباشرة » قالت « ثم يبيت عند التى هو يومها

“Hampir setiap hari Rasulullah ﷺ mengunjungi istrinya, lantas mendatangi satu per satu di rumah, Kemudian Rasulullah ﷺ mencium dan membelainya tanpa bersetubuh atau berpelukan. “Aisyah berkata, "Lantas beliau menginap di rumah istri yang mendapat giliran”. (Hadits Sahih Riwayah Al-Imam Darul Qutni 3781, Hadits senada juga diriwayatkan oleh Al-Imam Ahmad 24809, Al-Imam Al-Hakim 2710), Al-Imam Abu Dawud 1823) dan Al-Imam At-Thabrani dalam Al-Mu’jamul Kabiir 19577). 5- Mengantar istri. Husein Bin Ali RA menuturkan:

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْمَسْجِدِ وَعِنْدَهُ أَزْوَاجُهُ فَرُحْنَ فَقَالَ لِصَفِيَّةَ بِنْتِ حُيَيٍّ لَا تَعْجَلِي حَتَّى أَنْصَرِفَ مَعَكِ

“Suatu ketika Rasulullah ﷺ berada di Masjid Nabawi, sedangkan istrinya ada di dekatnya beranjak pulang. Rasulullah ﷺ bersabda kepada Shafiyyah Binti Huyay: ‘Jangan buru-buru, agar aku bisa pulang bersamamu’,” (Hadits Sahih Riwayah Al-Imam Al-Bukhari 1897). BACA JUGA: Memilih Berbuat Dosa Besar Demi Kebencian Pada riwayat lain dijelaskan:

انَّ صَفِيَّةَ زَوْجَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَخْبَرَتْهُ أَنَّهَا جَاءَتْ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَزُورُهُ فِي اعْتِكَافِهِ فِي الْمَسْجِدِ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ فَتَحَدَّثَتْ عِنْدَهُ سَاعَةً ثُمَّ قَامَتْ تَنْقَلِبُ فَقَامَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَعَهَا يَقْلِبُهَا

“Sungguh, Shafiyyah istri Nabi ﷺ mengabarkan Husein Bin Ali bahwa ia mendatangi Rasulullah ﷺ yang sedang i’tikaf di Masjid Nabawi pada 10 hari terakhir Ramadhan. Kemudian ia berbincang dengan Rasulullah beberapa waktu lantas berdiri untuk pulang. Kemudian Rasulullah ﷺ berdiri dan pulang bersamanya,” (Hadits Sahih Riwayah Al-Imam Al-Bukhari 1894). 6- Selalu mengajak istri berbincang. Rasulullah ﷺ sering berjalan-jalan di malam hari dan mengajak Istri mendiskusikan banyak hal. Sayyidah Aisyah RA menuturkan tentang kebiasaan Rasulullah ﷺ ke luar rumah membawa istrinya:

وَكَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَانَ بِاللَّيْلِ سَارَ مَعَ عَائِشَةَ يَتَحَدَّثُ

“Rasulullah ﷺ pada malam hari berjalan bersama Aisyah, dan berbincang bincang dengannya,” (Hadits Sahih Riwayah Al-Imam Al-Bukhari 4810 dan Muslim 4477). BACA JUGA: Buang Air Kecil di Masjid 7- Mengajak istri keluar kota. Rasulullah ﷺ juga beberapa kali membawa istri saat pergi keluar kota. Rasulullah ﷺ membawa salah satu istrinya dengan cara diundi jika pergi keluar kota. Sebagaimana diriwayatkan oleh Sayyidah Aisyah RA:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَرَادَ سَفَرًا أَقْرَعَ بَيْنَ نِسَائِهِ فَأَيَّتُهُنَّ خَرَجَ سَهْمُهَا خَرَجَ بِهَا مَعَهُ

“Rasulullah ﷺ, jika hendak bepergian akan mengundi di antara istri-istrinya. Siapa pun undiannya yang keluar, maka beliau akan pergi bersamanya,” (Hadits Sahih Riwayah Al-Imam Al-Bukhari 2404 dan Muslim 4974). 8- Menenangkan saat istri emosi. Sayyidah Aisyah RA menuturkan:

كان إذا غضبت عائشة عرك النبي صلى الله عليه وسلم بأنفها وقال: يا عويش قولي: اللهم رب محمد اغفر لي ذنبي، وأذهب غيظ قلبي، وأجرني من مضلات الفتن

“Ketika Aisyah RA marah, maka Rasulullah ﷺ mencubit manja hidungnya dan berkata: “Wahai ‘Uwaisy (panggilan kecil Aisyah RA), ucapkanlah doa ini: ‘Yaa Allah, Tuhannya Muhammad, ampunilah dosaku, hilangkanlah kemarahan dari hatiku dan selamatkanlah aku dari fitnah yang menyesatkan’.” BACA JUGA: Setiap Hari Lebih dari 70 Kali [caption id="attachment_63811" align="alignnone" width="720"] Ilustrasi: Menikah[/caption] 9- Panggilan manja. Rasulullah ﷺ suka memanggil Sayyidah Aisyah RA dengan panggilan manja: “Yaa 'Aaisy” (يَا عَائِشَ). (Hadits Sahih Riwayat Al-Imam Al-Bukhari 3768 dan Muslim 4480). Terkadang panggilan: “Yaa 'Uwaisy” (يَا عُوَيْش). (Hadits Sahih oleh Ibnus Sunni 454). Panggilan yang pertama itu adalah pemenggalan huruf terakhir.  Sementara, panggilan kedua dari pemenggalan huruf akhir sekaligus panggilan kecil. Dalam kultur Arab, pemenggalan huruf akhir serta panggilan kecil menunjukkan tanda sayang atau panggilan manja. Tidak hanya memenggal huruf akhir atau panggilan kecil, Nabi Muhammad ﷺ juga mmeiliki panggilan khusus untuk Sayyidah Aisyah RA. Sebagaimana yang tertuang dalam banyak Hadits seperti Ibnu Maajah (nomor 2465), An-Nasa’i dalam Kitab As-Sunanul Kubra nomor 8951, At-Thabrani dalam Al-Mu’jamul Kabiir nomor 18433, Al Baihaqi dalam Syu’abul Iimaan nomor 3675, dan Al-Hakim nomor 4587). BACA JUGA: Jangan Lupa Kalimat “In Syaa Allah” Yaitu, Rasulullah ﷺ memanggil Sayyidah Aisyah RA dengan panggilan manja "Humairaa" (حميراء) yang artinya adalah "pipi putih kemerah-merahan".

كان يقول لها أحيانا يا حُمَيْراء تَصْغير الحَمْراء يريد البَيْضاء

“Rasulullah ﷺ sering memanggil Aisyah RA ‘Yaa Humairaa’ yang merupakan bentuk tasghir, panggilan kecil dari ‘Hamraa’. 10- Mengusap air mata istri. Sahabat Anas Bin Malik RA, menuturkan:

كانت صفية مع رسول الله صلى الله عليه وسلفي سفر وكان ذلك يومها فأبطت في المسير فاستقبلها رسول الله صلى الله عليه وسلم وهي تبكي وتقول حملتني علي بعير بطئ فجعل رسول الله صلى الله عليه وسلم يمسح بيديه عينيها »

“Suatu ketika Shafiyyah bersama Rasulullah ﷺ dalam perjalanan. Sedangkan hari itu adalah bagiannya. Tetapi Shofiyyah sangat lambat sekali jalannya, lantas Rasulullah ﷺ menghadapkan mukanya kepada Shafiyyah yang sedang menangis dan berkata, ‘Engkau membawaku di atas unta yang lamban.’ Kemudian Rasulullah ﷺ menghapus air mata Shofiyyah dengan kedua tangannya,” (Hadits Sahih oleh Al-Imam An Nasaa’i dalam Kitab As-Sunanul Kubraa 9162). BACA JUGA: Engkau Selamatkan Mereka, Allah Akan Selamatkan Engkau 11- Mandi bersama istri. Sayyidah Aisyah RA menuturkan:

كُنْتُ أَغْتَسِلُ أَنَا وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ إِنَاءٍ وَاحِدٍ تَخْتَلِفُ أَيْدِينَا فِيهِ مِنْ الْجَنَابَةِ » رواه البخاري ومسلم وزاد ابن حبان « وتلتقي أيدينا

“Aku mandi Junub bersama Rasulullah ﷺ dari satu bejana di mana tangan kami bergantian menimba air dari dalam bejana,” (Hadits Sahih oleh Al-Imam Al-Bukhari 253, dan Muslim 484, Ibnu Hibban 1118, mencantumkan riwayat tambahan, “dan tangan kami saling bersentuhan.” 12- Rambutnya disisir oleh istri. Sayyidah Aisyah RA menuturkan:

كُنْتُ أُرَجِّلُ رَأْسَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَا حَائِضٌ

“Aku menyisir rambut Rasulullah ﷺ, meskipun aku dalam keadaan haid,” (Hadits Sahih Riwayah Al-Imam Al-Bukhari 286, dan Muslim 710). 13- Lutut untuk tangga isstri naik unta. Sahabat Anas Bin Malik RA menuturkan, bahwa dalam perjalanan ke luar kota:

خَرَجْنَا إِلَى الْمَدِينَةِ قَالَ فَرَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُحَوِّي لَهَا وَرَاءَهُ بِعَبَاءَةٍ ثُمَّ يَجْلِسُ عِنْدَ بَعِيرِهِ فَيَضَعُ رُكْبَتَهُ فَتَضَعُ صَفِيَّةُ رِجْلَهَا عَلَى رُكْبَتِهِ حَتَّى تَرْكَبَ

“Saat kami keluar menuju Madinah.” Anas berkata, “Aku melihat Rasulullah ﷺ menyiapkan tempat duduk istrinya Shafiyyah di belakangnya dengan kain, kemudian Rasulullah ﷺ duduk di dekat untanya dan menyiapkan lututnya, untuk Shafiyah meletakkan kakinya di atas lutut beliau untuk tangga bisa naik ke punggung Unta),” (Hadits Sahih Oleh Al-Imam Al-Bukhari 2679). BACA JUGA: Karena Senyuman dan Doa [caption id="attachment_78114" align="aligncenter" width="720"] Ilustrasi: Ayah dan Anak. (Sumber: bestselfatlanta)[/caption] POINTERS: 1- Untuk memperoleh Husnul Khaatimah, salah satunya adalah mewujudkan kehidupan Rumah Tangga yang selalu harmoni, mesra dan penuh senyum canda hingga akhir hayat. 2- Memang kemesraan di hari tua tidaklah mudah, apa lagi sudah lama hidup bersama dengan pola dan kebiasaan yang saling cuek, atau mungkin agak kasar. Namun, kalau mau mengejar pahala berumah tangga demi Husnul Khaatimah, maka harus MERUBAH kebiasaan cuek, kurang mesra, menjadi Suami-istri yang penuh sendagurau, senyum, mesra dan saling bergandeng tangan. Jangan biarkan kemesraan ini cepat berlalu. In Syaa Allah bisa. BACA JUGA: Rajinlah Dibersihkan Agar Jin Jahat Pergi 3- Rasulullah ﷺ bersabda:

أَيُّمَا امْرَأَةٍ مَاتَتْ وَزَوْجُهَا عَنْهَا رَاضٍ دَخَلَتِ الْجَنَّةَ

“Wanita yang meninggal Dunia dalam keadaan suaminya rido dan senang padanya, maka ia akan masuk Surga,” (Hadits Sahih oleh Al-Imam At Tirmidzi 1161, Ibnu Majah 1854). 4- Rasulullah ﷺ bersabda:

إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا وَصَامَتْ شَهْرَهَا وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا قِيلَ لَهَا ادْخُلِى الْجَنَّةَ مِنْ أَىِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ

“Jika seorang Istri selalu menjaga shalat lima waktunya, berpuasa sebulan di bulan Ramadhan, betul-betul menjaga kemaluannya dari perbuatan zina dan benar-benar taat pada suaminya, maka kelak ditawarkan kepada wanita yang mulia ini: “Masuklah ke dalam Surga melalui pintu mana saja yang engkau sukai,” (Hadits Sahih oleh Al-Imam Ahmad). BACA JUGA: Tiba-Tiba Meninggal 5- Sahabat Abu Hurairah RA menuturkan:

قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ النِّسَاءِ خَيْرٌ قَالَ الَّتِي تَسُرُّهُ إِذَا نَظَرَ وَتُطِيعُهُ إِذَا أَمَرَ وَلَا تُخَالِفُهُ فِي نَفْسِهَا وَمَالِهَا بِمَا يَكْرَهُ

"Saat Rasulullah ﷺ ditanya: “Siapakah wanita yang paling baik?” Rasulullah ﷺ menjawab: “Yaitu istri yang menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami jika diperintah, dan tidak menyeleweng pada diri dan harta suami yang membuat suami benci,” (Hadits Sahih Riwayah Al-Imam. An-Nasai 3231 dan Ahmad 2: 251). Semoga Allah SWT senantiasa mengijabah doa-doa kita, dan menganugerahkan kita keluarga dan rumah tangga yang SAMARASA. Dan senantiasa pula Allah membimbing kita untuk selalu eling mengingat Allah, bersyukur dan beribadah dengan sebaik-baiknya pada Allah SWT.

اللهم اعنا على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك



Dapatkan update muslimobsession.com melalui whatsapp dengan mengikuti channel kami di Obsession Media Group