Pecah Rekor, Baru Umur 36 Tahun, Wanita Ini Sudah Punya 42 Anak

215

Jakarta, Muslim Obsession – Seorang wanita dari Uganda, Afrika bernama Mariam Nabatanzi menjadi perempuan paling subur di dunia. Pasalnya diusianya yang baru menginjak 36 tahun, ia sudah memiliki 42 anak.

Mariam baru berusia 13 tahun ketika dia menjadi ibu dari anak kembar pertamanya, hingga bertambah menjadi 42 anak. Kuatnya lagi, anak-anaknya dibesarkan sendiri setelah suaminya meninggalkan keluarganya.

Mariam, yang saat ini berusia 41 tahun, saat itu diberi tahu bahwa dia menderita kondisi genetik langka, yang berarti dia terus melahirkan berulang kali, meskipun dia memohon bantuan dokter ketika dia baru berusia 23 tahun.

Mariam memiliki tiga pasang kembar empat, empat pasang kembar tiga, dan enam pasang kembar lainnya dan dengan luar biasa berhasil merawat serta memberi makan mereka semua sendiri.

Ibu subur itu baru berusia 12 tahun ketika dia menikah dengan suaminya, yang berusia 40 tahun, 28 tahun lebih tua darinya. Hanya setahun kemudian dia melahirkan anak kembar pertamanya.

Sekarang, dia dan semua anaknya tidak punya pilihan untuk hidup, kecuali kondisi yang sangat sederhana: hanya di empat rumah mungil yang terbuat dari batu bata semen dan atap seng.

Mariam, dari Uganda, dan anak-anaknya tinggal di sekitar ladang kopi. Seorang dokter memperingatkan sang ibu bahwa jika dia memakai KB, malah dapat menyebabkan masalah karena dia memiliki indung telur yang luar biasa besar.

Jadi setelah anak kembar pertamanya, bayi-bayi itu terus berdatangan.

Tanpa KB, hidup sendiri.

Di usianya yang baru 23 tahun, Mariam memiliki 25 anak dan dengan putus asa memohon bantuan dokternya untuk menghentikannya memiliki anak lagi.

Tapi sekali lagi nasihat medis adalah dia harus tetap hamil karena jumlah indung telurnya sangat tinggi.

Kehamilan terakhir Mariam tiga tahun lalu berakhir dengan tragedi ketika dia melahirkan anak kembar keenamnya. Dia menyambut anak ke-13 pada hari sebelum penguncian dimulai.

Salah satu bayi meninggal saat dia melahirkan dan kemudian suaminya, yang sering pergi selama berminggu-minggu, meninggalkannya untuk selamanya.

“Saya tumbuh dengan air mata, laki-laki saya telah melewati saya melalui banyak penderitaan,” ujarnya.

“Seluruh waktu saya dihabiskan untuk merawat anak-anak saya dan bekerja untuk mendapatkan uang,” tambahnya.

Mariam memenuhi kebutuhannya dengan bekerja sebagai penata rambut, dekorator acara dan mengumpulkan serta menjual besi tua. Mariam juga menyeduh gin lokalnya sendiri untuk dijual dan membuat jamu.

Setiap hari, Mariam menggunakan 25 kg tepung jagung untuk memastikan anak-anaknya cukup makan, meski ikan dan daging merupakan suguhan langka untuk keluarga. (Al)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here