Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-116)

VIII. Nabi Zakariya, Yahya, ‘Iysaa, Kehancuran Haekal Sulaiman (masjidil aqsha) yang Kedua dan Kemunculan Nashara, Kristen dan Katolik.

677
Perkiraan bentuk Haikal Sulaiman yang dibangun Herodes. (Sumber: quora)

Oleh: Agus Mualif Rohadi (Pemerhati Sejarah)

Setelah merasa dukungan untuk dirinya sangat kuat dari berbagai pihak, Herodes mulai membangun istananya sendiri di kota atas di bukit bagian barat. Agar istananya tidak dianggap sebagai bangunan pesaing Haekal Sulaiman yang ada di hadapan istananya dan menyinggung kaum Yahudi, Herodes menyempurnakan kembali bangunan Haekal Sulaiman.

Agar pembangunan tidak melanggar rancangan Taurat dan tradisi Taurat, kitab Yehezkiel dan kitab lainnya, Herodes melatih para imam Yahudi yang jumlahnya sekitar seribu orang menjadi tukang batu dan tukang kayu agar ruang para imam dan Devir dapat disempurnakan.

Jadi Haekal Sulaiman baru yang dibangun Herodes adalah Haekal Sulaiman yang dimana para imam Yahudi ikut serta membangunnya. Dengan demikian tidak ada pelanggaran atas kitab dari orang-orang yang tidak mempunyai hak untuk menginjakkan kaki pada ruang ruang suci Haekal Sulaiman.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-115)

Herodes sendiri bahkan tidak pernah memasuki Devir agar tidak menyinggung para imam Yahudi. Tidak ada perubahan ukuran dan detil bangunan Haekal Sulaiman. Namun area Haekal Sulaiman diperluasnya termasuk memperluas platformnya sehingga beberapa kali lipat dari area asli Haekal Sulaiman.

Area Haekal Sulaiman menjadi sekitar tiga puluh lima hektar. Strukturnya diperkuat dengan batu-batu besar dengan berat dua sampai lima ton. Area dan platform yang luas dengan struktur dari batu-batu yang besar itu membuat kesan Haekal sulaiman menjadi semakin megah sekaligus lebih indah karena bahan bangunan dan ornamen kayu, perak, emas dan batu-batu perhiasan diberbagai tempat penting, pintu-pintu gerbang dan pintu Haekal dan sudut-sudut Haekal lainnya.

Puncak devir dilapisi emas sedang yang tidak dilapisi emas dilapisi dengan marmer putih. Puncak Devir menjadi pemandangan yang sangat menakjubkan. Haekal Sulaiman juga dilengkapi dengan bangunan dewan kota berada di luar tembok bagian barat. Pasar juga dibangun di luar tembok bagian barat untuk melayani keperluan para peziarah dan orang yang beribadah.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-114)

Bangunan dewan kota dan pasar dibuat dengan arsitektur model Yunani, sehingga menambah dan melengkapi kemegahan Haekal Sulaiman. Orang-orang Israel mengatakan siapapun yang belum pernah melihat Haikal Sulaiman Herodes berarti belum pernah melihat kemegahan dan keindahan.

Meskipun Herodes berusaha mengambil hati kaum Yahudi dengan membangun Yerusalem lebih besar lagi dan membangun Haekal Sulaiman lebih megah dan indah, namun Bani Israel tetap merasa ditindas bangsa lain. Herodes tetaplah kepanjangan tangan penjajah dan saat itu imperium Roma yang berdasarkan nubuwah Nabi Daniel adalah penjajah terakhir dan yang paling ganas.

Harapan yang semakin besar atas segera berakhirnya penjajahan dengan dikalahkan oleh messiah tetap mengemuka. Samaria, Yudea, Yerusalem, Haekal Sulaiman adalah peninggalan nenek moyang yang segera akan terbebaskan.

Selain kehebatannya dalam membangun, Herodes adalah raja yang dikenal sangat kejam dan tidak pandang bulu jika ada hal-hal yang menurutnya dapat membahayakan kedudukannya sebagai raja. Herodes menghukum mati istri tercintanya yaitu Mariamne karena dianggapnya bersekongkol untuk merampas kekuasaannya. Herodes juga menghukum mati tiga putranya karena dianggapnya telah berusaha membunuhnya.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-113)

Suatu ketika, Herodes telah membuat kesalahan dan menyulut emosi bangsa Israel ketika membangun patung Elang Emas simbol Dewa Yupiter yakni dewa bangsa Roma, di atas gerbang Haekal. Dua imam Haekal yaitu Yudas dan Mathias menyebutnya hal itu sebagai penodaan kesucian Haekal Sulaiman, penghinaan terhadap Taurat dan agama Yahudi. Kematian karena menurunkan patung Elang Emas tersebut adalah kematian yang suci yang dijamin masuk surga.

Pernyataan imam tersebut disambut oleh beberapa anak muda Yahudi yang akan berusaha menurunkan patung emas tersebut. Mengetahui kabar tersebut, Herodes yang saat itu sedang sakit lalu mengirim tentaranya dan kemudian menangkap dua imam dan beberapa pemuda tersebut dan dihukum mati. Mereka menjadi martir yang sewaktu waktu dapat menyulut pemberontakan.

Terbukti bahwa meskipun Herodes telah membangun Haekal Sulaiman jauh lebih megah dari yang sebelumnya, hal itu bukan berarti kaum Yahudi bisa menerima apapun keinginan Herodes. Jika keinginan itu mengganggu ajaran Taurat dan menodai Haekal Sulaiman dari kekudusannya sebagai simbul ajaran tauhid yang monoteis, maka kaum Yahudi tidak segan mengurbankan nyawanya untuk menjaga kemurniannya.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-112)

Tidak lama setelah peristiwa itu, Herodoes yang sakit keras kemudian meninggal. Mungkin meninggal karena kena mubahalah atau sumpah kutukan dua imam Haekal Sulaiman yang dihukum mati. Perkiraan kematiannya yang mendekati paling tepat terjadi pada tahun 4 SM. Herodes tidak menetapkan siapa penggantinya. Sejak awal dia tidak mau menunjuk calon penggantinya karena khawatir justru calon penggantinya akan membunuhnya.

Sebelum meninggal, dia masih sempat mengirim ke senat Romawi untuk menentukan siapa diantara tiga putranya tersebut menjadi raja. Senat menetapkan Archelaus menggantikan kedudukan ayahnya meskipun tidak sepenuhnya mempunyai kewenangan seperti ayahnya, sedang dua saudaranya menjadi penguasa di Galilea dan Peraea. Archelaus menggunakan nama ayahnya, Herodes sebagai gelar raja.

Kematian Herodes yang kejam menjadi pelepas rasa takut dan kematian para martir menyebabkan rasa dendam bangsa Israel semakin menyala. Ketika pada perayaan hari paskah, pada saat penyembelihan hewan kurban Paskah, berkumpulnya bangsa Israel dalam jumlah yang besar menjadikan perayaan tersebut sebagai hari yang penuh tangisan.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-111)

Tangisan ribuan orang membuat massa tidak terkendali yang bergerak keluar dari area Haekal Sulaiman menuju istana Herodes. Archelaus atau Herodes Jr. menanggapinya dengan mengerahkan tentaranya untuk menghancurkan gerakan protes bangsa Israel.

Sekitar tiga ribu orang terbunuh oleh tentara Herodes Jr. Namun kematian ribuan orang tersebut tidak menjadikan bangsa Israel putus harapan. Beberapa pekan kemudian, ketika ada festival Pantekosta, puluhan ribu bangsa Israel dan para peziarah menyerang tentara Romawi yang diminta bantuan oleh Archelaus untuk menjaga keamanan.

Pembunuhan tidak terhindarkan dan sekitar dua ribu orang yang ditangkap kemudian disalib oleh tentara romawi. Akhir kekuasaan Herodes Sr. dan awal kekuasaan Herodes Jr. diwarnai pembunuhan besar kaum Yahudi.

1. Nabi Zakariya dan Maryam.

Nabi Zakariya yang lahir sekitar tahun 91 SM, adalah keturunan Nabi Dawud. Pada masa raja Herodes menjadi raja bangsa Israel, berarti Nabi Zakariya telah berumur sekitar 54 tahun. Dengan demikian, Nabi Zakariya menyaksikan dua kali pembantaian kaum Yahudi di Haekal Sulaiman oleh pasukan Roma. Saat pembantaian pada masa Pompei, umur Nabi Zakariya sekitar 28 tahun, kemudian menyaksikan pembantaian kaum Yahudi pada masa Herodes.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-110)

Namun Nabi Zakariya selamat dari kedua pembantaian tersebut. Pada Masa Herodes menjadi raja Israel, Nabi Zakariya telah menjadi seorang tokoh yang disegani di kalangan para imam Haekal Sulaiman. Meskipun Zakariya bukan keturunan Lewi atau imam Zadok, tetapi keturunan Dawud, namun karena pemahamannya terhadap Taurat, kezuhudan dan kesalihannya maka Zakariya diakui sebagai imam Haekal Sulaiman. Dengan demikian Zakariya adalah imam yang langka.

Meskipun dia adalah keturunan Dawud namun tidak membuatnya menjadi pengikut Saduqi. Karena keturunan Dawud pula, dia bukan pengikut Farisi dan Qumran. Oleh karena itu, Nabi Zakariya adalah imam Yahudi yang tidak termasuk pengikut tiga sekte agama Yahudi yaitu Qumran, Saduqi dan Farisi, yang imam-imamnya menguasai Haekal Sulaiman.

Bahkan Zakariya juga sering menyampaikan kritik terhadap cara hidup para imam Yahudi yang dinilainya telah melanggar prinsip-prinsip Taurat. Oleh karena itu Zakariya banyak tidak disukai oleh sebagian besar para imam Yahudi dan mereka tidak mengakuinya sebagai nabi meskipun Nabi Zakariya mendapatkan wahyu Allah.

BERSAMBUNG

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here