Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-115)

VIII. Nabi Zakariya, Yahya, ‘Iysaa, Kehancuran Haekal Sulaiman (masjidil aqsha) yang Kedua dan Kemunculan Nashara, Kristen dan Katolik.

392
Perluasan Yerusalem pada masa Herodes (Sumber: atozmomm)

Oleh: Agus Mualif Rohadi (Pemerhati Sejarah)

Pada tahun 66 SM, Pompei menjadi mertua Julius Caesar, namun Julius Caesar juga mertua Pompei, akibat saling memberikan putri masing-masing untuk diperistri. Perkawinan karena kesepakatan politik.

Pompei adalah salah satu panglima pasukan Romawi yang diberi hak oleh senat untuk memimpin jumlah pasukan yang terbesar dibanding panglima lainnya. Tugasnya adalah mengamankan laut Mediterania bagi perdagangan Romawi dari kapal-kapal perompak. Pompei juga mulai menyapu negeri-negeri di sekitar pantai Laut Tengah yang belum takluk.

Pompei berhasil menkalukkan pasukan Celeusid di Semit Barat. Tyrus, Aram, Filistin dan kerajaan Yudea Hasmonea direbut dari kekuasaan Seleucid. Seluruh wilayah tersebut dijadikan satu propinsi negeri Roma, yaitu propinsi Palestina. Kerajaan Hasmonean dan kerajaan-kerajaan lainnya di akhiri kekuasaannya atas negerinya dan semua kerajaan dalam menjalankan kewenangan berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh imperium Roma. Kerajaan-kerajaan tersebut dalam sehari-hari harus tunduk pada gubernur Roma yang berkedudukan di Antiokia.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-114)

Pergantian penguasa mengakibatkan terjadinya perebutan kekuasan bangsa Israel. Kaum Farisi menghadap pada Pompei untuk memisahkan kekuasan raja dengan jabatan imam besar Haekal Sulaiman. Sebaliknya Hyrcanus II yang merasa mempunyai jasa kepada imperium Roma karena membantu mengalahkan Seleucid tetap menghendaki penyatuan jabatan antara raja dengan imam besar Haekal Sulaiman.

Pada tahun 63 SM Pompei pergi ke Yerusalem dan disongsong oleh sekutunya yaitu Hyrcanus II. Hal tersebut menunjukkan upaya kaum Farisi tidak berhasil. Bangsa Israel, ketika melihat kedatangan Pompei bersama Hyrcanus II kemudian memenuhi halaman luar dan halaman dalam Haekal Sulaiman.

Pasukan Roma langsung menerobos Haekal Sulaiman bersama pasukan Hyrcanus II. Sekitar dua belas ribu orang dibunuh di dalam Haekal Sulaiman. Dinasti kerajaan Hasmonean telah diruntuhkan dan diakhiri. Suatu keadaan yang membuat Pompei terkejut atas kesediaan bangsa Israel mempertahankan keyakinan agamanya.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-113)

Pompei yang kemudian melihat kondisi Haekal Sulaiman, bahkan sempat menginjakkan kakinya ke Devir ruang paling suci Haekal Sulaiman, kemudian memerintahkan untuk tetap menjaga kesucian Haekal Sulaiman.

Pompei kemudian menunjuk Hyrcanus II menjadi imam besar Haekal Sulaiman dan penguasa tanpa kerajaan dengan kekuasaan yang terbatas. Namun bangsa Israel kebanyakan masih mengakui keluarga kerajaan Hasmonean. Hyrcanus II hanya diberi hak mengendalikan wilayah Yudea, Idumea, Peraea dan Galilea.

Pompei juga memberikan kebebasan kepada bangsa Samaritan untuk hidup dengan agamanya sendiri yaitu Yahudi Samaritan, yang berbeda dengan Yahudi Yerusalem. Para Gentile (non Yahudi) pada masa Pompei mulai lebih leluasa dalam kehidupannya dan Hyrcanus II tidak dapat menekan Samaritan maupun kaum Gentile.

Pembunuhan bangsa Israel di Haekal Sulaiman yang menandai kedatangan bangsa keempat yaitu Romawi yang menjajah negeri Yahudi, setelah masa penjajahan bangsa Khaldea, Persia dan Yunani, mengingatkan bangsa Israel pada ramalan Nabi Danil tentang nasib bangsanya yang diserang empat binatang buas. Bangsa Israel justru tidak dilanda keputus-asaan tetapi justru dilanda apocalypse, dimana rahasia telah terungkap yaitu kedatangan binatang keempat, binatang yang paling dahsyat dari tiga binatang sebelumnya.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-112)

Bangsa ke empat yang akan menjajah mereka tetapi merupakan penjajah terakhir. Dengan demkian bangsa Yahudi mulai dilanda pengharapan kemunculan penolong atau Messias yang akan segera muncul dari kaumnya.

Pada tahun 49 SM, Julius Caesar mengambil alih kekuasan Pompei yang tidak lama kemudian menimbulkan perubahan politik kekuasan di Yerusalem. Julius Caesar memberikan hadiah kepada pendukungnya, yaitu Antipater dari Idumea (bangsa Edom). Dua putra Antipater dijadikan pengawas wilayah (tetrarch). Herodes menjadi pengawas wilayah galilea dan Phasael menjadi pengawas wilayah Yudea.

Tahun 44 SM Julius Caesar dibunuh oleh Brutus dengan dukungan Gaius Cassius, namun pada tahun 42 SM Brutus dan Cassius dikalahkan cucu Julius Caeras yang didukung Marcus Anthonius. Kekisruhan di jantung Romawi dimanfaatkan bangsa Parthia Mesopotamia, yang pada tahun 40 SM, merebut kendali atas wilayah Palestina dengan mengalahkan pasukan Romawi di Palestina dan kemudian menjadikan keluarga Hasmonea yaitu Antigonus sebagai penguasa di Yerusalem. Fasael dipaksa bunuh diri di tahanan, sedang Herodes dapat melarikan diri ke Romawi.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-111)

Satu tahun kemudian, yaitu tahun 39 SM, dengan dibantu pasukan Romawi, Herodes dan pasukannya dapat menaklukkan bangsa Parthia di Galilea yang dilanjutkan pada tahun 37 SM mengepung Yerusalem. Kembali ribuan orang Yahudi dibunuh di Yerusalem maupun di Haekal Sulaiman. Antigonus dieksekusi mati. Herodes kemudian oleh kerajaan Romawi dijadikan Raja Yahudi dengan kekuasaan penuh.

Herodes sebagai orang Idumea (bangsa Edom) kemudian membuat Langkah politik untuk meredam perlawanan kaum Yahudi dengan mengawini Mariamne, putri Hasmonean. Herodes juga menunjuk adik Mariamne yaitu Yonathan sebagai imam besar Haekal Sulaiman.

Tetapi ketika dengan penunjukan itu, Yonathan di arak keliling kota oleh kaum Yahudi, Herodes kemudian menyuruh orang membunuh Yonathan, karena melihatnya sebagai tanda bahaya atas kekuasaanya. Herodes kemudian memilih sendiri imam besar yang aman yang mendapat dukungan dari kaum Farisi, karena sejak awal kaum Farisi menentang penyatuan kekuasan raja dengan imam besar Haekal Sulaiman.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-110)

Sebagai orang Edom, Herodes tidak ingin melukai hati bangsa Israel yang merupakan kerabat jauhnya. Dia tetap memberikan Haekal Sulaiman pada Bani Israel, meskipun saat itu dia sebagai orang asing yang menjadi pemmipin Bani Israel. Herodes adalah raja yang efektif yang dapat memperoleh banyak dukungan dari banyak pihak dari Bani Israel, penduduk Yerusalem, keluarga Hasmonea bahkan dengan patronnya yaitu penguasa Roma.

Dia bahkan banyak melakukan pembangunan benteng, membuat perumahan bahkan membuat patung-patung raja Romawi untuk menunjukkan kesetiaannya pada tuannya. Herodes juga tidak ikut campur tangan pada tradisi keagaamaan Yahudi sekaligus memberi peluang penganut kepercayaan pagan yang bermacam-macam di luar Yerusalem dengan membangun kuil kuilnya sedang Yerusalem di sterilkan dari kepercayaan pagan.

Herodes bahkan memperluas, membangunan dan memperkuat kota Yerusalem sehingga menjadi lebih megah dan lebih indah dari sebelumnya. Benteng Citadel yang dibangun Nehemia dibangun ulang. Yerusalem menjadi kota besar yang tidak kalah dengan kota-kota penting negeri lainnya.

BERSAMBUNG

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here